Rabu, 23 November 2011

Sungai Luk Ulo, Riwayatmu Kini

Karangsambung adalah sebuah desa  sekaligus sebagai ibukota kecamatan yang terletak di belahan utara kota Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Kebumen dan dapat dicapai sekitar 30 sampai dengan 45 menit dengan kendaraan umum. Jika kita menuju ke Karangsambung yang ada di benak kita tentunya adalah sebuah sarana wisata pengetahuan/ilmiah yaitu Cagar Alam Nasional Geowisata Karangsambung yang konon merupakan taman geologi terlengkap di kawasan Asia Pasifik. Perjalanan dari kota Kebumen menuju Karangsambung terasa sangat mengasyikkan, jalanan yang berkelok-kelok dan pemandangan alam yang menakjubkan akan terlihat disisi kiri dan kanan. Keindahan sungai Luk Ulo, sungai yang sangat dikenal dan memiliki kekayaan sumber daya alam berupa batu-batuan dan pasir akan terlihat juga. 

Sungai Luk Ulo telah  memberikan manfaat yang sangat banyak kepada warga disekitarnya. Bagi beberapa masyarakat yang ingin membangun rumah,  maka cukup mengambil pasir sesuai dengan kebutuhan menggunakan cangkul dan sekop. Aktivitas lain dari masyarakat disekitar sungai Luk Ulo misalnya mengambil batu-batuan untuk dipecah dan akan dijual sebagai bahan untuk pembuatan jalan. Ketika sore menjelang, puluhan anak-anak bermain dihamparan pasir yang luas di sisi sungai Luk Ulo. Permainan sepak bola plastik menjadi permainan yang paling menarik dan sangat digemari. Beberapa anak ada yang bermain layang-layang sambil menggembala hewan pemeliharaannya seperti sapi, kerbau dan kambing. Usai bermain di hamparan pasir yang luas, permainan wajib berlanjut ke sungai. Bermain dan mandi di sungai yang jernih, menyegarkan dan bersahabat.

Penambangan pasir (kebumen.aribicara.com)
Cerita dan kenangan itu kini telah berlalu. Saat ini saat jaman telah berubah, pola pikir dan pola hidup masyarakat juga sudah berubah, sungai Luk Ulo sudah tidak dapat bersahabat lagi. Apa terlihat dan apa yang dirasakan oleh masyarakat adalah dampak dari sebuah pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan alias eksploitasi. Mesin sedot pasir menjadi primadona untuk mengumpulkan pundi-pundi uang tanpa menghiraukan keseimbangan lingkungan. Ratusan truk tiap hari hilir mudik masuk keluar membawa pasir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga luar kota seperti Purworejo, Banyumas dan Cilacap.

Penambangan pasir dengan mesin sedot jelas dilarang, hal ini karena dapat merusak kondisi lingkungan setempat. Namun nyatanya ratusan truk tersebut memberikan bukti bahwa eksploitasi tetap tidak pernah mati. Sungguh inilah situasi yang sangat menyedihkan. Inilah karakter manusia di jaman sekarang yang lebih mengagungkan kebendaan, menghalalkan segala macam cara dan salah satunya dengan menggunakan mesin sedot yang membahayakan lingkungan sekitar.

Penambangan pasir dengan mesin sedot banyak dijumpai di lokasi penambangan seperti Seling, Kaligending, Langse, Banioro dan Karangsambung sendiri. Penambangan dengan model ini  jelas akan membuat sungai semakin dalam dan air akan mengalir ke sungai akibatnya banyak sumur-sumur warga sekitar yang mengalami penyusutan. Puluhan tahun menghirup udara di kawasan sekitar sungai Luk Ulo baru tahun ini pula sumur milik orang tua mengalami penyusutan sampai akhirnya harus di perdalam beberapa meter lagi. Itulah salah satu dampak penambangan yang berlebihan. Dampak lain adalah beberapa ruas jalan pun rusak parah akibat banyaknya lalu lintas truk pengangkut pasir yang nonstop tiap hari tanpa kenal waktu pagi, siang ataupun malam.

Pembangunan jalan sering dilakukan, namun kerusakan jalan pun tak pernah henti seiring dengan tingginya volume permintaan pasir sungai Luk Ulo ini. Upaya pemerintah daerah setempat dengan menerjunkan Satpol PP ke lokasi-lokasi penambangan  juga tidak efektif, saatnya kini pemda merumuskan aturan tentang pemanfaatan sumber daya alam khususnya tentang pasir sungai Luk Ulo dengan tegas. Terlebih lagi sungai Luk Ulo itu berada di dalam kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung yang merupakan kebanggaan warga Karangsambung.

Semoga segera terselesaikan...

Selasa, 22 November 2011

Mother ..

(anekaremaja.blogspot.com)
Mother is a pure softness. Mother is a source of affection. Mother means faithfulness and goodness. How could you reply to his services? And all she gave birth there are only two key words "life or death".

Is not he protect us from all distress when we are all still small and still powerless. Was not he also spent long nights without sleep just because the baby's heart? Did not he have set aside time to give her breast milk with full sincerity?

Is not he always hid grief and wiped her tears with a smile that her children do not feel sad? Bukahkah he was willing to hunger and thirst as long as the baby can sleep soundly. Is not she did not want to wake the child when the child falls asleep?

How is it possible to pay our debts to his mother?

Jumat, 18 November 2011

Membentuk Karakter Anak Melalui Olahraga

Olahraga adalah bentuk kegiatan untuk melatih tubuh seseorang atau jasmani dan rohani seseorang. Mungkin kita masih ingat akan falsafah olahraga yang tak asing lagi yaitu didalam tubuh yang kuat akan terdapat jiwa yang sehat pula. Melalui aktivitas olahraga kita banyak mendapatkan hal-hal yang positif. Olahraga bukan sekedar kegiatan yang berorientasi kepada faktor fisik belaka, karena dengan olahraga juga dapat melatih sikap dan mental kita.

Aktivitas olahraga sebaiknya juga kita tekankan kepada anak-anak. Banyak hal yang kita dapatkan seandainya anak-anak kita dapat melakukan aktivitas olahraga, apalagi jika si anak memiliki hoby dan bakat khusus dibidang olahraga tertentu. Apa yang menjadi  hoby dan bakat anak,  peran orang tua tinggal memberikan arahan dan dorongan saja. Sudah barang tentu orang tua juga dituntut untuk  memberikan fasilitas atau alat-alat yang dibutuhkan seorang anak untuk melakukan aktivitas tersebut Terlebih lagi jika aktivitas olahraga anak bukan sekedar untuk hoby saja, namun lebih mengarah kepada prestasi. Perhatian dan dukungan sangat dibutuhkan oleh seorang anak.
Karakter positif akan terbentuk melalui olahraga


Beberapa alasan perlunya anak-anak untuk memiliki aktivitas dalam bidang olahraga diantaranya adalah bahwa pada masa anak-anak mempunyai kecenderungan senang terhadap berbagai macam permainan. Oleh karenanya orang tua dapat mengarahkan dan memberikan pilihan-pilihan bentuk permainan yang ada di aktivitas olahraga, syukur jika kita dapat memasukkan anak dalam klub tertentu.  Misalnya sepakbola, tenis lapangan atau bulutangkis dan olahraga lain yang mendukung. Cara-cara ini akan mendidik dan melatih anak untuk bersosialisasi, saling menghargai  dan kerjasama dengan teman-teman se-klub dengan bimbingan pelatih.

Selain itu melalui latihan-latihan yang rutin anak juga dididik untuk melakukan program pembiasaan yaitu saling berjabat tangan pada saat memulai dan mengakhiri latihan, baik dengan teman, orang tua serta dengan semua yang hadir di tempat latihan. Pembiasaan lain adalah melatih kedisiplinan anak untuk menghargai waktu, jika ada diantara anak  yang datang tidak tepat waktu tanpa alasan yang jelas,  maka  anak diberikan  punishment atau hukuman yang bersifat positif. Bentuk-bentuk hukuman seperti lari mengelilingi lapangan dan  push up atau sejenisnya adalah hal yang biasa dalam dunia olahraga. Self-diciplin diharapkan dapat terbentuk.


Hal lain yang dapat kita peroleh dari aktivitas olahraga adalah melatih anak untuk memiliki semangat  juang yang tinggi baik pada saat latihan ataupun pada saat menghadapi pertandingan-pertandingan yang resmi. Nilai-nilai mental lain juga terbentuk, mengakui kemenangan orang lain dan menerima kekalahan adalah bentuk penanaman nilai  berupa penghargaan dan nilai keadilan.  Pendek kata, banyak karakter positif anak yang dapat terbentuk dari aktivitas olahraga ini.  Melalui olahraga anak akan memiliki tanggungjawab, rasa hormat dan memiliki kepedulian dengan sesama. Nilai-nilai ketekunan, kejujuran dan keberanian juga dapat diperoleh dari aktivitas olahraga dan tentu masih banyak lainnya.

Sekian, semoga bermanfaat. Salam ..

Selasa, 15 November 2011

Pendidikan Karakter Perlu Keteladanan

Istilah pendidikan karakter sudah sangat familiar bagi kita semua. Pendidikan karakter dalam beberapa tahun terakhir ini menggema menjadi sebuah perbincangan yang hangat di kalangan akademisi. Lagi-lagi era globalisasi menjadi kambing hitam. Hal ini karena globalisasi memang telah mampu menembus segala aspek kehidupan di belahan bumi ini. Dampak globalisasi begitu dahsyat. Banyak hal yang positif yang dapat kita terima, namun sisi lain yaitu dampak negatif tidak dapat kita pungkiri.

Salah satu dampak negatif dari globalisasi adalah munculnya generasi instan, yaitu generasi hedonis, generasi yang menekankan pada aspek kesenangan dan kenikmatan tanpa melalui sebuah usaha kerja keras dan pengorbanan. Generasi instan terlalu banyak dimanjakan oleh berbagai fasilitas untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya, manakala ia tidak dapat memenuhi keinginannya maka muncullah karakter negatif berupa jalan pintas, menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Jika generasi sekarang sudah berteman dengan miras, narkoba, seks bebas, tawuran pelajar atau mahasiswa dan akrab dengan dunia malam, maka hilangkan karakter mereka. Hilanglah karakter sebuah generasi yang konon menjadi generasi penerus bangsa. 

Pada akhirnya kondisi seperti ini menjadi sebuah "pekerjaan rumah" yang sangat serius bagi mereka-mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dalam hal ini sekolah atau lembaga pendidikan formal. Sekolah diharapkan menjadi wahana yang tepat untuk menekankan kepada generasi muda tentang pendidikan karakter. Sejauh ini sekolah memang sering mendapat kritik pedas terkait dengan lemahnya karakter generasi saat ini. Sekolah "dituduh" hanya "mencekoki" anak-anak dengan pengetahuan dan ketrampilan (hard skill) belaka namun mengabaikan nilai-nilai kepribadian, ketrampilan mengelola diri (soft skill). 
Melatih mental, menyajikan hasil diskusi kelompok
Sebagai respon melalui dinas terkait, sosialisasi tentang pendidikan karakter sering dilaksanakan. Pada intinya sekolah sebagai lembaga formal pendidikan mempunyai kewajiban untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran yang ada. Tentunya hal ini membawa konsekuensi logis bagi setiap guru dalam memberikan materinya harus mengaplikasikan pendidikan karakter. Cukupkah itu ? Tidak !! Pendidikan karakter perlu keteladanan. Keteladanan adalah hal yang utama dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Keteladan yang baik perlu ditunjukkan oleh guru atau warga sekolah lainnya, terlebih dari keluarga dalam hal ini adalah orang tua. Peran orang tua justru sangat vital dalam membentuk karakter seorang anak, karena keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak sebelum mereka bersosialisasi dengan dunia luar. 

Akhirnya sampailah pada sebuah pesan singkat dari saya. Jangan jadikan televisi menjadi teladan dan guru bagi anak. Semoga bermanfaat, Salam ..

Senin, 14 November 2011

Angin Kencang Kacaukan Invitasi Bulutangkis

Beberapa hari tidak berkeliaran di dunia maya, rasanya ada sesuatu yang benar-benar hilang. Ada saat-saat khusus dan keharusan untuk meninggalkan dunia bloging sementara waktu walau hanya beberapa hari saja, sehingga ada suasana yang berbeda. Absen di dunia maya justru akan membawa kita pada munculnya ide-ide baru untuk menulis, menuangkan cerita atau sekedar berbagi pengalaman saat memulai dan  menjalani aktivitas tersebut.

Tanggal 12 dan 13 November 2011 kemarin adalah tanggal pelaksanaan kegiatan Invitasi Bulutangkis se-Jateng dan DIY Yogyakarta yang pelaksanaannya dipusatkan di salah satu gedung olah raga di Purwokerto, yaitu GOR Carya Mas. Berbagai atlet bulutangkis dengan kelompok umur usia dini sampai kelompok umur remaja datang dari berbagai wilayah semisal Yogyakarta, Purworejo, Magelang, Temanggung, Purbalingga, Tegal, Cilacap, Pekalongan, Wonosobo dan tuan rumah Purwokerto ikut berpartisipasi dan berpacu meraih prestasi.

Tidak ketinggalan atlet-atlet bulutangkis dari Bina Pratama Badminton Club, Kebumen tempat klub anak saya bernaung juga siap berpartisasi mengikuti invitasi tersebut. Sejumlah 34 atlet dengan didampingi oleh pelatih dan orang tua meluncur ke Purwokerto tanggal 11 November 2011, satu hari menjelang pelaksanaan dengan harapan atlet-atlet dapat beristirahat dengan baik menjelang pertandingan. Karena tugas tertentu, saya pribadi tidak bisa mengantar anak sampai di Purwokerto dan baru tanggal 12 November 2011 dapat menyusul ke Purwokerto, langsung menuju ke lokasi pertandingan.

Hari pertama pertandingan dapat dilaksanakan dengan lancar dan tidak ada kendala teknis. Terlebih hampir 75% atlet masih dapat bertanding ke tahap berikutnya. Hari kedua sekitar pukul 15.00, ketika hampir seluruh pertandingan di semua kelompok umur memasuki babak semifinal, tiba-tiba hujan deras datang dan angin kencang muncul ditambah dengan listrik padam. Sebagian pemain panik lari berhamburan tanpa instruksi ketika mendengar suara atap-atap seng gedung olah raga yang diterpa angin kencang. Suasana betul-betul sangat kacau, lapangan gelap gulita. Kondisi 10 lapangan pun bocor di sana-sini, sehingga seluruh pertandingan pun di tunda untuk sementara waktu.
Hampir semua atap lapangan bocor
Lapangan gelap gulita
Ketika hujan reda, listrik pun tidak dapat menyala lagi karena ternyata sebuah pohon besar  di sekitar kawasan GOR tumbang, tepatnya dipinggir jalan raya yaitu di Jalan Gerilya Timur, Purwokerto. Beberapa gambar saya abadikan, lalu lintas disekitar jalan raya tersendat, terlihat polisi sibuk mengatur arus kendaraan. Ketika saya kembali ke GOR  pertandingan sudah dimulai kembali,  genset menjadi alternatif untuk  menyuplai penerangan lampu di lapangan. Ringkas cerita beberapa atlet dari Kebumen mampu berprestasi di pertandingan tersebut, baik untuk kelompok tunggal atau ganda. Selamat bagi para juara.
Pohon tumbang di sekitar kawasan GOR
Bawa pulang piala (Parmadi, Reza dan Saeful)
Lutfi dan Reno bawa piala juga
Perjalanan malam pun harus dilakukan, tepat pukul 00.40 sampai juga di markas Bina Pratama Badminton Club, Jalan Indrakila Kebumen. Sebuah catatan perjuangan menggapai prestasi telah tertoreh hari ini, semoga menjadi dapat menjadi pelecut anak-anak lain untuk merengkuhnya.

Jumat, 11 November 2011

Tentang 11.11.11

11-11-11yoga.com
Ada apa dengan tanggal 11 bulan 11 dan tahun 2011 ? Bagi kebanyakan orang 11.11.11 adalah angka cantik dan  menjadi suatu pertanda yang unik dan  dianggap sangat istimewa. Tak jarang diantara mereka mengambil momen khusus tersebut untuk aktivitas yang dianggap spesial.  Momen spesial ini tidak hanya dilakukan oleh kalangan artis saja, kalangan orang umum pun banyak yang melangsungkan perkawinan atau pernikahan pada tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 tersebut.




Tidak hanya aktivitas pernikahan saja, beberapa ibu hamil walaupun masa kelahiran belum sampai pada tanggal perkiraan namun banyak dari mereka-mereka yang berupaya untuk mengambil jalan pintas  memaksakan diri agar buah hatinya dilahirkan pada tanggal tersebut. Melalui operasi cesar yang dilakukan oleh dokter dan tenaga medis akhirnya harapan si ibu tadi dapat terpenuhi. 

Sedemikian istimewakah tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 ? Seorang teman lewat status di jejaring sosial menulis " 111111 angka yang indah untuk melamar ... lamarlah aku diujung langit tuk setia menjadi bagian laramu ...". Seorang teman lain pun menyatakan kekagumannya dengan 11.11.11 lewat statusnya  yang simpel " Woow, 111111. Very special ".  Ada pula seorang teman yang menuliskan, " Akhirnya selesai juga downloadnya, 11 klik 11 menit 11 detik ". Ah, ada-ada saja, teman-temanku ini., tetapi tidak masalah siapapun bebas memaknai 11.11.11 dengan versi masing-masing

Tidak ada yang salah dengan mereka. Sah-sah saja mereka mengutarakan suara hatinya, sebagaimana juga mereka-mereka yang melakukan pernikahan ataupun mereka yang melakukan operasi cesar agar anaknya dapat dilahirkan pada tanggal 11 bulan 11 tahun 2011, karena bagi mereka 11.11.11 dapat dijadikan sebagai media untuk mengingat momen yang istimewa. Namun yang perlu diingat bahwa  11.11.11 hanyalah sebuah pertanda waktu,  dan waktu terus akan berjalan tanpa henti. Pada akhirnya waktu melesat terus dan akan meninggalkan manusia  sang pemberi tanda yang akan berhenti pada sebuah titik yaitu kematian. 

Selasa, 08 November 2011

Budaya Antri dan Hilangnya Nilai-nilai Sosial

Idul Adha berlalu, segenap pikiran dan tenaga telah tercurah untuk perhelatan khusus penyembelihan  hewan kurban di tahun 2011 ini. Kegiatan yang diawali dari perekrutan peserta, pencarian hewan kurban, update data calon penerima daging, penyiapan kupon pengambilan daging kurban sampai pada distribusi daging kurban kini hanya meninggalkan sepenggal cerita. Kebahagiaan terpencar pada setiap warga karena hampir sebagian besar warga dapat menikmati daging kurban dari beberapa peserta kurban. 

Penggalan cerita kebahagiaan akhirnya sirna juga seketika timbul masalah kecil dalam prosesi pembagian daging kurban yang menggunakan kupon. Rasa keprihatinan dan kekecewaan yang mendalam patut kami sampaikan atas rendahnya budaya antri masyarakat kita ini.  Walaupun kami telah menyiapkan kupon dan daging dalam jumlah yang cukup banyak namun ternyata banyak diantara warga saling sikut dan saling dorong untuk mendapatkan urutan terdepan dalam antrian. Sebuah kebiasaan yang pantas kami sesalkan, karena dorongan dan desakan warga calon penerima daging akhirnya beberapa kali kami harus memperbaiki pagar pembatas antara area panitia dengan warga luar yang mendapat kupon.
Antri daging kurban (suarakomunitas.net)
Sungguh suatu hal yang memalukan walaupun tidak sempat terjadi keributan yang besar untuk mendapatkan daging kurban, namun setidaknya kejadian dorong-dorongan sesama warga menjadi sebuah catatan bahwa ternyata rasa sikap saling memahami dan menghargai diantara warga sudah sangat berkurang. Budaya antri seharusnya menjadi acuan bagi warga, mendahulukan mereka yang datang lebih awal adalah bentuk penghargaan dan rasa hormat kepada mereka yang lebih memiliki hak untuk didahulukan. Namun apa yang terjadi saat ini adalah sebuah hal yang pantas untuk kita sesalkan.

Budaya antri  masyarakat kita yang sangat rendah ini pula dapat mencerminkan karakter masyarakat kita yang sesungguhnya, yaitu masyarakat yang kini mulai kehilangan nilai-nilai sosialnya. Tren atau kecenderungan masyarakat kita sekarang kini mulai tersentuh dengan nilai-nilai yang bukan berakar dari bumi pertiwi yaitu sikap individualistik dan materialistik yang selalu mengagungkan akan sikap egois, menang sendiri dan materi. 

Sebuah tayangan di stasiun televisi memberikan gambaran yang lebih parah lagi, hasil dari perolehan daging kurban justru mereka tukarkan dengan uang kepada para penadah daging kurban. Semangat berkurban untuk saling berbagi ternyata banyak disikapi berbeda, penyembelihan hewan kurban ternyata menghasilkan peluang bisnis yang diluar kewajaran. Ini hanya secuil catatan saya, sebuah cerita tentang rendahnya budaya antri dan hilangnya nilai-nilai sosial dari masyarakat kita. Maka tak heran jika kita sering menjumpai tulisan-tulisan yang berupa slogan tentang budaya antri kita yang di-komparasikan dengan antrian beberapa ekor itik yang berbaris rapi.

Sabtu, 05 November 2011

Manusia dan Ketergantungan pada Alam

Sebagai makhluk hidup kita semua jelas sangat tergantung oleh alam sekitar. Kebutuhan-kebutuhan kita juga sangat ditentukan oleh kondisi alam kita. Contoh nyata adalah saat musim kemarau, areal persawahan di wilayah yang selalu saya lewati tiap berangkat dan pulang dari aktivitas rutin di sebuah sekolah yang ada di pesisir selatan, kira-kira 1,5 kilometer dari pantai Ambal, Kebumen, kondisinya sangat mengering. Persawahan banyak dibiarkan tak terurus, tidak ditanami apa-apa, tidak banyak dari pemilik sawah yang memanfaatkannya dengan menanam kacang hijau. Itupun hasilnya kurang menggembirakan.

Beberapa masyarakat justru mengalihfungsikan sawah yang ia miliki menjadi tempat produksi bata. Hal ini karena kondisi areal persawahan yang masih menggantungkan air tadah hujan, sehingga sawah yang kurang produktif akhirnya banyak dimanfaatkan untuk kegiatan produksi bata. Pengolahan tanah, pencetakan dan pengeringan bata di lakukan di tempat itu pula. Bahkan ada diantaranya  ada  yang memanfaatkan bagian pinggir-pinggir jalan raya untuk proses produksi bata, dan tentunya hal ini sedikit mengganggu pengguna jalan raya. Ini adalah bukti bahwa manusia selalu berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi alam yang ada, walau terkadang ada yang melakukan aktivitasnya melanggar ketentuan yang ada.
Produksi bata dilakukan dipinggir jalan raya
Ada hal lain yang menarik perhatian saya. Apakah ini merupakan kegiatan eksploitasi atau bukan, yang jelas kegiatan ini juga dilakukan di sebagian besar  wilayah Kebumen, khususnya wilayah selatan. Tiap hari aktivitas yang dimulai dari proses penggalian tanah, pengambilan, pengolahan dan kemudian dibawa menggunakan truk-truk pengangkut menuju pabrik-pabrik genteng dan bata yang tersebar di sentra genteng/bata semisal daerah Muktisari, Sruweng dan Soka dan Klirong. Biasanya tanah liat diambil dari sawah tanah milik seseorang yang telah disewa atau dikontrak untuk dimanfaatkan, digali dan diambil tanahnya.

Musim kemarau adalah saat yang paling tepat bagi para pengusaha genteng dan bata, minimnya air hujan yang turun maka secara teknis dapat memperlancar proses pengeringan produk-produk yang  masih bergantung kepada sinar matahari. Dalam musim kemarau ini juga dijadikan momen yang tepat untuk mengumpulkan tanah liat sebanyak-banyaknya guna menghadapi datangnya musim penghujan. Saat musim penghujan datang mencari bahan baku tanah liat sangatlah sulit, mengingat sawah-sawah lebih menguntungkan diolah dan ditanami padi. Hal inilah yang dijadikan alasan untuk melakukan kegiatan pengambilan bahan baku tanah liat secara berlebihan saat musim kemarau. Ini adalah bukti yang jelas tentang ketergantungan kita terhadap alam, kalau tak boleh dibilang ini bukan sekedar ketergantungan tetapi ketergantungan tingkat tinggi.

Saat ini musim hujan sudah mulai datang. Beberapa diantara mereka yang melakukan produksi bata di sawah-sawah mulai alih profesi lagi. Kembali ke habitat, siap mengolah lahan sawahnya lagi dengan tanaman pokok mereka. Status sebagai "penjual tanah air" (istilah lelucon yang diberikan kepada mereka yang memproduksi bata, karena bahan baku berasal dari tanah dan air) dilepaskannya dan kembali menjadi penggarap sawah yang sesungguhnya. Kembali bersahabat dengan alam, dengan traktor atau cangkul sarana utama mereka. *)

*) sebuah catatan dari rutinitas perjalanan 

Selasa, 01 November 2011

Hati-hati, Virus Hedon Menyerang Remaja

Masa remaja adalah masa yang paling indah. Banyak orang mengatakan hal demikian dan saya pun memiliki asumsi yang sama. Apa pasal ? Masa remaja adalah masa dimana kita banyak memiliki kesempatan untuk berekspresi dengan bebas bersama teman-teman sebaya. Bersosialisasi, bermain, berpetualang dan mencari berbagai hal yang sesuai dengan keinginannya. Rasanya tak salah jika kita menyebut bahwa masa remaja memang merupakan masa paling indah dan menyenangkan.
Masa transisi menuju kedewasaan
Para pakar psikologi lebih condong menyebut bahwa masa remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju masa kedewasaan. Dalam masa peralihan inilah remaja berada pada posisi yang sangat rentan oleh berbagai pengaruh dari luar, sehingga muncullah ketidakseimbangan pada dirinya berupa emosi yang sangat labil. Berawal dari inkonsistensi, pengaruh-pengaruh itu dengan mudah diterimanya baik itu pengaruh yang bersifat positif maupun yang negatif. Jika itu pengaruh yang positif  maka itu adalah sesuatu hal yang sangat mendukung, namun jika itu pengaruh yang bersifat negatif maka akan menjadi akar munculnya berbagai permasalahan.

Kita menyadari bahwa globalisasi memang membawa banyak pengaruh positif dalam kehidupan ini, tetapi dampak negatifnya juga tak terbantahkan. Globalisasi menyeret beberapa kalangan tercebur dalam suatu faham yaitu individualistik dan materialistik, akibatnya sifat sosial, gotong royong dan kekeluargaan pun hilang tak berbekas. Pada akhirnya muncullah apa yang disebut dengan pola hidup hedonisme. Hedonisme pada dasarnya adalah sebuah gaya hidup seseorang yang lebih menekankan pada unsur kesenangan atau kenikmatan belaka.

Parahnya kini remaja-remaja kita banyak yang sudah terjangkiti virus hedon tersebut. Berpikir asal senang , hidup berkecukupan dan menikmati hidup dengan pola seperti artis atau aktor yang dilihat melalui tayangan televisi, sungguh sangat menyesatkan. Handphone dengan brand ternama, kendaraan roda empat atau roda dua yang mewah dan tampilan baju dengan mode yang nyentrik. Okelah, jika itu dilakukan oleh mereka-mereka yang hidupnya ditopang oleh orang tua yang sangat mapan. Itu tidak menjadi permasalahan yang berarti. Tetapi sangat ironis sekali, takkala remaja-remaja yang dilihat dari latar belakang keluarganya saja sangat memprihatinkan namun mereka pun tak mau kalah dengan budaya hedonisme.Mereka tidak pernah menyadari latar belakang sosial ekonominya, namun tetap menuntut kehidupan yang serba enak dari orang tuanya.

Banyak contoh cerita tentang hal ini, bagaimana orang tua yang kehidupannya pas-pasan harus menjual tanah hanya karena tuntutan sepeda motor serta handphone dari anak kesayangannya. Karena jika tidak dipenuhi maka mereka tak akan mau bersekolah atau bahkan mengancam akan meninggalkan rumah.  Lagi-lagi orang tua yang telah bersusah payah membesarkan anak-anaknya menjadi korban anaknya sendiri. Saya kira masih banyak contoh-contoh lain yang sejenis yang bisa kita dapatkan. Inilah hebatnya pengaruh budaya hedonisme bagi kalangan remaja-remaja kita.

Tulisan ini bukan berarti untuk mem-vonis para remaja, karena saya yakin banyak juga remaja-remaja kita yang memiliki potensi untuk berkembang dan memiliki jiwa yang optimistik tetapi tetap mempunyai nilai-nilai budi pekerti yang luhur. Tulisan ini hanya sebagai pelecut bagi para remaja agar tidak terjangkit virus hedon,  lakukan aktivitas-aktivitas yang lebih bermanfaat baik disekolah ataupun di kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Berharap pula orang tua agar tetap mendampingi dan mengawasi putra-putrinya dengan penuh kasih sayang,  tak lupa juga mengingatkan kepada diri saya pribadi dan teman-teman guru lain tentang  fungsi guru dalam berperan membentuk karakter para remaja khususnya di lingkungan sekolah.


Semoga bermanfaat. Salam ..

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...