Senin, 28 Mei 2012

2013, Berlaku Pendidikan Menengah Universal


Mencermati sambutan Mendikbud pada peringatan Hari Pendidikan 2 Mei 2012, bertemakan Bangkitnya Generasi Emas Indonesia tampaknya ada hal yang sangat menarik terutama terkait dengan kondisi bangsa kita pada periode 2010 sampai 2035 yang dianugrahi “Bonus Demografi”.  Salah satu kebijakan pemerintah berupa Penyiapan Pendidikan Menengah Universal yang direncanakan akan berlaku mulai tahun 2013.

Beberapa hal yang perlu kita pahami dari pernyataan diatas adalah, (1) Mengapa program Pendidikan Menengah Universal disiapkan; (2) Apa sebenarnya yang dinamakan dengan Program Pendidikan Menengah Universal itu ?; 

Pemikiran Program Pendidikan Menengah Universal (1)
Salah satu program pemerintah orde lama yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah program Keluarga Berencana (KB). Keberhasilan program KB berupa turunnya pertumbuhan penduduk menjadi sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Akibatnya jelas, dari keberhasilan program tersebut maka terjadi perubahan struktur umur penduduk, yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk yang berada dalam usia produktif. Sementara di sisi lain jumlah penduduk yang ada dalam usia non-produktif mengalami penurunan.

Kondisi seperti di atas sering di kenal dengan bonus demografi. Bonus demografi ini sesungguhnya suatu kesempatan yang sangat langka. Mencermati kondisi tersebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  menempatkan Pendidikan Menengah Universal (PMU) 12 tahun sebagai agenda yang harus dilaksanakan mulai tahun 2013. Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, Selasa (6/3), Mendikbud menjelaskan :

Pendidikan Menengah Universal 12 Tahun ditempuh untuk menjaring usia produktif di Indonesia. Menteri Nuh menyampaikan terdapat bonus demografi untuk Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan 2035. Artinya, sepanjang rentang tahun ini terdapat kumpulan peserta didik usia yang potensial dan produktif  (http://www.kemdiknas.go.id/laman/berita/279)

Pada periode bonus demografi ini pemerintah akan melakukan investasi besar-besaran dalam bidang pengembangan sumber  daya manusia (SDM) sebagai upaya menyiapkan generasi 2045, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa untuk memasuki dunia pendidikan; mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai ke perguruan tinggi.

Apakah Pendidikan Menengah Universal itu ? (2)
Seperti yang tercantum pada Pasal 11 ayat (1) UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Oleh karenanya setiap warga Negara Indonesia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

Dalam Pasal 17 Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 disebutkan pula bahwa ayat (1) pendidikan  dasar  merupakan  jenjang  pendidikan  yang  melandasi  jenjang pendidikan menengah. Ayat (2) tertulis bahwa pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Saat negara kita diberikan anugrah bonus demografi maka salah satu upaya pemerintah untuk mencermatinya adalah munculnya kebijakan Program Pendidikan Menengah Universal. Lalu Apakah  Pendidikan Menengah Universal itu  ?
Program pendidikan menengah universal tidak jauh beda dengan program pemerintah wajib belajar 12 tahun. Setelah sekian lama program wajib belajar 9 tahun berjalan, akhirnya akan diimplementasikan program wajib belajar 12 tahun. Dalam bahasa yang singkat pemerintah telah membuat kebijakan yaitu mewajibkan pendidikan bagi peserta didik minimal sampai pada tingkatan sekolah menengah, baik itu SMA/MA ataupun SMK.

Dalam Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa (1) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar; (2) Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. (3) Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. 

Pendidikan menengah (sebelumnya dikenal dengan sebutan sekolah lanjutan tingkat atas atau SLTA) adalah jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah umum diselenggarakan oleh sekolah menengah atas (SMA) (sempat dikenal dengan "sekolah menengah umum" atau SMU) atau madrasah aliyah (MA). Sedangkan pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) atau madrasah aliyah kejuruan (MAK). Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha.

Gagasan program Pendidikan Menengah Universal tersebut dilandasi kesadaran pemerintah untuk jumlah lulusan SMA/MA atau SMK dan yang sederajat  di segenap penjuru di tanah air. Dengan program pendidikan menengah universal, diharapkan lulusan SMA/MA atau SMK semakin meningkat sehingga secara usia dan kompetensi mampu bersaing di dunia kerja.

Referensi :
-Teks Sambutan Mendikbud pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2012

Minggu, 20 Mei 2012

Cara Positif Rayakan Kelulusan

Berdasarkan POS UN 2012 dalam beberapa hari kedepan, tepatnya tanggal 26 Mei 2012 (untuk SMA/MA, SMK dan yang sederajat) akan diumumkan kelulusan hasil UN 2012. Sudah barang tentu kita semua berharap agar hasil pengumuman tersebut membawa kabar yang menggembirakan bagi semua peserta ujian nasional. Kebahagiaan bagi peserta ujian yang lulus ujian ini juga sekaligus menjadi kebahagian bagi bapak ibu guru yang selama beberapa tahun mendampingi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Namun demikian, ada hal-hal yang kurang baik dilakukan oleh peserta didik yang telah lulus ujian. Ketika pengumuman tiba dan dinyatakan lulus, maka respon negatif masih sering dilakukan. Mereka telah menjadikan corat-coret seragam sebagai budaya yang tak pantas dijadikan tauladan bagi peserta didik lain khususnya bagi peserta didik yag masih ada ditingkat bawahnya. Kegiatan corat-coret seragam terkesan tak bermanfaat sama sekali dan cenderung ugal-ugalan.Terkait budaya corat-coret seragam sekolah saat kelulusan dapat anda lihat pada  Budaya Corat-Coret Seragam Sekolah Saat Kelulusan.    

Karena secara manfaat tidak ada yang dapat diperoleh dari aksi corat-coret tersebut, maka sebenarnya kebahagiaan atas kelulusan dari ujian nasional itu dapat dikonsep dengan kegiatan-kegiatan yang bernilai positif. Beberapa kegiatan-kegiatan sebagaimana yang dimaksud adalah :

Gelar Seni atau Pentas Seni

Menyelenggarakan pentas seni dilingkungan sekolah akan menjadi daya tarik bagi siswa yang telah lulus dan menjadi sarana bagi siswa untuk mengekspresikan kebahagian usai lulus. Melalui kegiatan ini pula siswa dapat menikmati suasana hiburan yang bervariatif dari bermacam tampilan gelar seni.

Pengumpulan Seragam Bekas
Aksi pengumpulan seragam bekas bagi siswa yang telah lulus mengajarkan kita untuk bisa berbagi dengan orang lain yang sekiranya lebih membutuhkan, daripada harus dicorat coret bahkan disobek-sobek. Kegiatan ini dapat melatih siswa untuk lebih respek terhadap kondisi lingkungan sosial disekitarnya.  

Berwisata Bersama

Sarana untuk melepas kebahagiaan akan lebih indah manakala siswa yang telah lulus dapat mengadakan wisata bersama, melepas segala beban yang dimulai dari kegiatan try out, pelaksanaan  Ujian Nasional hingga jeda waktu menunggu pengumuman Ujian Nasional. Pelaksanaan pengumuman kelulusan ujian nasional dengan menggunakan konsep ini maka siswa dapat dibawa ketempat tertentu untuk menikmati berbagai wisata.
Siswa santai dengan kegiatan wisata

Ceramah Keagamaan
Mengundang  Ustadz untuk memberi bekal tentang pentingnya bersyukur kepada Allah SWT  kepada siswa yang telah lulus dapat menjadi alternatif bagi siswa dalam menghadapi masa depannya. Siraman rohani dapat memberikan sentuhan moral yang baik bagi siswa, termasuk dapat membentuk karakter siswa.

Bagi-bagi Nasi Bungkus/Dus
Kegiatan membagi-bagi nasi bungkus atau nasi dus bagi pihak-pihak yang lebih membutuhkan, mohon maaf semisal kepada abang becak, andong dan lain-lainya mengajarkan kepada kita semua tentang peran kita sebagai makhluk sosial harus saling membantu. Saling bantu membantu akan mengajarkan kepada kita bahwa manusia yang satu dengan manusia lain saling ada ketergantungan.

Aksi Donor Darah
Melakukan donor darah juga merupakan kegiatan yang sangat positif, secara prinsip siswa diajarkan untuk saling berbagi dengan orang lain yang sangat membutuhkannya.

Mengadakan Bazar/Pasar Murah
Kegiatan ini perlu direncanakan jauh-jauh sebelumnya, karena kegiatan ini harapannya dapat menggaet sponsor yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan bazar atau pasar murah ini. Membantu pihak-pihak yang lebih membutuhkan akan kebutuhan-kebutuhan pokok dengan memberikan harga miring produk tertentu akan lebih berarti bagi masyarakat sekitar.

Senin, 14 Mei 2012

Berapa Kecepatan Mengetik Anda ?

Mengetik ( typing ) dokumen merupakan aktivitas rutin sebagian besar dari pekerjaan yang kita hadapi. Pekerjaan ini sangat membutuhkan ketelitian dan kecermatan serta kerapihan,  harapannya adalah apa yang kita ketik dapat dibaca oleh pihak-pihak lain yang membutuhkannya. Banyak orang dapat mengetik, namun banyak juga diantara mereka yang tidak memahami tentang teknik mengetik yang baik.  Mengetik dengan menggunakan sistem mengetik yang baik maka hasik ketikannya akan cepat dan tepat serta meminimalisir kesalahan.
Keyboard (typing-lesson.org)
Diantara sistem mengetik yang ada yaitu sistem mengetik sepuluh jari (ten fingers system)sistem buta (blind system) dan sistem berirama (rythem system), sistem yang pertama atau sistem sepuluh jari adalah sistem mengetik yang paling populer.  Dalam sistem sepuluh jari, kita harus menggunakan jari-jari yang kita miliki dengan mengetahui fungsi kerja  masing-masing jari, selengkapnya baca Mengenal Fungsi Jari dalam Mengetik. 
Setelah mengenal fungsi jari-jari dalam mengetik, maka sebagai upaya diri kita untuk dapat meningkatkan hasil ketikan yang baik dan tepat kita dapat melakukan latihan-latihan rutin. Jikalau ingin belajar lebih ekstra lagi guna meningkatkan kecepatan mengetik maka saat ini sudah banyak sekali cara yang digunakan untuk mengukur kecepatan mengetik kita. Bagi yang sudah memahami mungkin hal ini sudah bukan hal yang asing lagi, namun bagi kita yang belum pernah sama sekali mengenal model cara pengukuran kecepatan mengetik akan sangat berguna sekali. 
Kita akan diberikan waktu selama 60 detik dan dimonitor sudah tersedia beberapa kata yang harus kita ketik. Ketika waktu terus berjalan, maka kita harus tetap konsentrasi untuk melakukan pengetikan dengan 10 jari yang baik, dan pandangan tetap pada monitor bukan pada gerakan jari-jari kita. Insyaallah dengan semakin banyak frekuensi latihan mengetik sistem 10 jari maka jari-jari kita akan terbiasa menjalankan fungsinya tanpa kita melihat keyboard. Perlu pembiasaan terus menerus sehingga akhirnya dapat mengetik dengan baik dan tepat serta cepat.
Jikalau anda sudah tidak sabar lagi untuk menguji berapa sebenarnya kecepatan mengetik anda ? Maka sebaiknya anda segera buka saja link berikut Tes Mengetik. Kecepatan mengetik yang anda coba akan ada score-nya dan ada pula rankingnya. 

Selamat mencoba dan salam ..

Kelulusan, Corat-Coret Seragam itu Tidak Cerdas

Saat hari kelulusan  merupakan momen  yang sangat bermakna bagi seluruh siswa yang telah usai menjalani kegiatan Ujian Nasional. Terlebih jika kabar yang sangat dinantikan tersebut betul-betul sesuai harapan, maka sempurna sudah kebahagian mereka. Walau sebenarnya kebahagian yang mereka rasakan sejatinya adalah kebahagiaan yang semu, kebahagiaan yang sesaat. Karena usai kelulusan tersebut mereka-mereka akan dihadapkan pada kehidupan yang sebenarnya, yaitu hidup di masyarakat.

Corat-coret seragam pasca kelulusan
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ternyata tidak sedikit diantara para lulusan merayakan hari bahagianya dengan cara-cara yang menurut saya terlalu berlebihan. Berbagai cara atau model merayakan hari kelulusannya cenderung urakan dan sangat mengganggu ketertiban umum. Aksi corat-coret seragam sekolah secara umum masih dominan dan seakan menjadi tradisi bagi para lulusan. Mungkin juga bagi mereka corat-coret seragam adalah simbol telah usainya pendidikan formal di sekolah yang ditinggalkan. Namun apapun argumennya model perayaan dengan cara-cara diatas patut disayangkan.

Aksi corat-coret seragam sangat sulit untuk dikendalikan karena hal tersebut dilakukan diluar sekolah sehingga kewenangan sekolah sudah tidak ada lagi. Terlebih aksi tersebut tidak dilakukan oleh satu sekolah tertentu tetapi hampir seluruh lulusan sekolah melakukannya. Bahkan kegiatan mereka kadang terkoordinasi, hal ini karena sering terjadi konvoi bersama-sama di jalanan raya usai aksi corat-coret seragam. Aksi ini tentunya mempunyai resiko yang tinggi, karena rentan akan terjadinya kecelakaan. Apalagi mereka mengendarai motor tanpa pengaman helm, ditambah dengan raungan-raungan motor model knalpot 'bobokan' sehingga menimbulkan suara yang dapat memekakkan telinga. Mau tak mau pengendara lain harus memberikan kesempatan kepada para lulusan yang konvoi di jalanan, sebagai antisipasi diri agar tidak terganggu.



Pihak sebenarnya sekolah dapat mengantisipasi agar aksi-aksi corat-coret seragam tidak dapat dilakukan, salah satu upaya preventif yaitu dengan mewajibkan para siswa yang akan menerima pengumuman mengenakan pakaian adat atau pakaian layaknya seorang eksekutif muda yang gagah dan berdasi. Tidak lupa pula sekolah juga melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian terdekat guna memuluskan rencana agar pelaksanaan pengumuman berjalan sukses. Namun demikian para lulusan juga tidak kalah mencari akal, umumnya mereka sudah menyiapkan pakaian seragam dengan cara menitipkan di tempat tertentu. Kalau begini saya jadi teringat Prof. Dr. H. Madyo Ekosusilo, M.Pd yang pernah memberikan wejangan bahwa mereka-mereka yang melakukan aksi corat-coret seragam, berkonvoi tak beraturan sebenarnya adalah orang-orang mempunyai ilmu, namun mereka itu tidak cerdas. 
 
Memang jikalau kita mau berpikir cerdas, sebenarnya merayakan kelulusan dapat dilakukan dengan cara yang lebih arif dan terpuji serta menyenangkan dan dapat berguna bagi orang lain, semisal pengumpulan seragam bekas, berlibur bersama, menggelar pentas seni, mengadakan pengajian akbar, tasyakuran dan masih banyak yang lainnya.


Terimakasih dan salam ...

Senin, 07 Mei 2012

Pasca UN, Segera Tentukan Pilihan

Kerja atau Kuliah (ipmimo.blogspot.com)
Telah berakhirnya kegiatan Ujian Nasional pada pertengahan bulan April yang lalu (khususnya untuk SMA/SMK dan yang sederajat), bukan berarti usai sudah perjuangan mereka. Jikalau rasa bebas dan merdeka itu menggelora, maka sudah sewajarnya mereka rasakan. Bayangkan berapa banyak waktu dan energi yang terkuras untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional tersebut. Berbagai kegiatan dari try out dan pembahasan soal-soal UN, secara padat dan berantai serta terprogram harus ditempuh semata-mata untuk satu tujuan yaitu dapat melampaui 'momok' siswa-siswa kelas XII yang bernama Ujian Nasional. 

Hal yang semestinya kita pahami bersama adalah bahwa kita belajar itu bukan untuk sekolah saja, namun sebenarnya yang lebih utama adalah kita belajar untuk kehidupan ini. Terlebih jikalau kita belajar hanya karena faktor Ujian Nasional. Terlalu dangkal dan sempitnya pola pikir yang sedemikian itu, ujian itu hanya salah satu alat ukur saja. Pembelajaran pada diri seseorang itu berlangsung abadi sepanjang hayat.  Sekolah memang tempat kita belajar, tetapi kita belajar tidak hanya di sekolah. Belajar yang kita lakukan adalah dalam rangka mempersiapkan diri kita masing-masing untuk menghadapi segala permasalahan yang ada dalam kehidupan ini.

Oleh karenanya saat ini rasanya tidak tepat untuk tetap menikmati kebebasan secara berkepanjangan pasca Ujian Nasional. Karena sebentar lagi mereka semua akan segera meninggalkan masa remaja menuju kedewasaannya. Mereka akan banyak merasakan sesuatu berbeda seperti yang telah dirasakannya saat dibangku sekolah. Berkumpul, belajar dan bermain bersama teman-teman satu kelas kini harus ditinggalkan, karena sudah saatnya mereka-mereka menentukan pilihan-pilihan untuk masa depannya. Pilihan-pilihan yang menyebabkan mereka semua tidak dapat menyatukan ruang dan waktu kembali seperti saat menempuh di sekolah.

Hari kemarin adalah kenangan, maka bersiaplah meninggalkan kenangan, raih dan songsong masa depan yang gemilang. Saatnya membuat pondasi yang kokoh untuk membangun dan mengembangkan diri sendiri sehingga dapat menjadi pribadi yang mampu bersosialisasi di segala lapisan masyarakat. Bagi yang sudah menentukan pilihan-pilihan hidup untuk bekerja pada dunia usaha / dunia industri, maka satu hal yang utama dalam bekerja adalah unsur kepercayaan. Jika kita diberikan kepercayaan oleh atasan kita maka berarti kita diberikan nilai plus tersendiri. Jangan hilangkan nilai plus tersebut menjadi nilai minus hanya karena kita menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan kepada kita. Butuh waktu, energi dan perjuangan panjang untuk mampu merubah nilai minus menjadi nilai plus kembali.

Bagi mereka-mereka yang berkesempatan dengan diberikan kelapangan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang tinggi, maka persiapkan fisik dan mental harus terjaga, karena sistem pembelajaran di perguruan tinggi jelas berbeda dengan SLTA. Faktor kesesuain jurusan, jarak dan pembiayaan selama menimba ilmu di perguruan tinggi jelas menjadi pertimbangan yang tidak boleh diabaikan. 

Hari saat  pengumuman akan segera datang dalam beberapa minggu ke depan. Sudah siapkah menentukan pilihan-pilihan ?

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...