Beberapa hari tidak berkeliaran di dunia maya, rasanya ada sesuatu yang benar-benar hilang. Ada saat-saat khusus dan keharusan untuk meninggalkan dunia bloging sementara waktu walau hanya beberapa hari saja, sehingga ada suasana yang berbeda. Absen di dunia maya justru akan membawa kita pada munculnya ide-ide baru untuk menulis, menuangkan cerita atau sekedar berbagi pengalaman saat memulai dan menjalani aktivitas tersebut.
Tanggal 12 dan 13 November 2011 kemarin adalah tanggal pelaksanaan kegiatan Invitasi Bulutangkis se-Jateng dan DIY Yogyakarta yang pelaksanaannya dipusatkan di salah satu gedung olah raga di Purwokerto, yaitu GOR Carya Mas. Berbagai atlet bulutangkis dengan kelompok umur usia dini sampai kelompok umur remaja datang dari berbagai wilayah semisal Yogyakarta, Purworejo, Magelang, Temanggung, Purbalingga, Tegal, Cilacap, Pekalongan, Wonosobo dan tuan rumah Purwokerto ikut berpartisipasi dan berpacu meraih prestasi.
Tidak ketinggalan atlet-atlet bulutangkis dari Bina Pratama Badminton Club, Kebumen tempat klub anak saya bernaung juga siap berpartisasi mengikuti invitasi tersebut. Sejumlah 34 atlet dengan didampingi oleh pelatih dan orang tua meluncur ke Purwokerto tanggal 11 November 2011, satu hari menjelang pelaksanaan dengan harapan atlet-atlet dapat beristirahat dengan baik menjelang pertandingan. Karena tugas tertentu, saya pribadi tidak bisa mengantar anak sampai di Purwokerto dan baru tanggal 12 November 2011 dapat menyusul ke Purwokerto, langsung menuju ke lokasi pertandingan.
Hari pertama pertandingan dapat dilaksanakan dengan lancar dan tidak ada kendala teknis. Terlebih hampir 75% atlet masih dapat bertanding ke tahap berikutnya. Hari kedua sekitar pukul 15.00, ketika hampir seluruh pertandingan di semua kelompok umur memasuki babak semifinal, tiba-tiba hujan deras datang dan angin kencang muncul ditambah dengan listrik padam. Sebagian pemain panik lari berhamburan tanpa instruksi ketika mendengar suara atap-atap seng gedung olah raga yang diterpa angin kencang. Suasana betul-betul sangat kacau, lapangan gelap gulita. Kondisi 10 lapangan pun bocor di sana-sini, sehingga seluruh pertandingan pun di tunda untuk sementara waktu.
Hampir semua atap lapangan bocor |
Lapangan gelap gulita |
Ketika hujan reda, listrik pun tidak dapat menyala lagi karena ternyata sebuah pohon besar di sekitar kawasan GOR tumbang, tepatnya dipinggir jalan raya yaitu di Jalan Gerilya Timur, Purwokerto. Beberapa gambar saya abadikan, lalu lintas disekitar jalan raya tersendat, terlihat polisi sibuk mengatur arus kendaraan. Ketika saya kembali ke GOR pertandingan sudah dimulai kembali, genset menjadi alternatif untuk menyuplai penerangan lampu di lapangan. Ringkas cerita beberapa atlet dari Kebumen mampu berprestasi di pertandingan tersebut, baik untuk kelompok tunggal atau ganda. Selamat bagi para juara.
Pohon tumbang di sekitar kawasan GOR |
Bawa pulang piala (Parmadi, Reza dan Saeful) |
Lutfi dan Reno bawa piala juga |
Perjalanan malam pun harus dilakukan, tepat pukul 00.40 sampai juga di markas Bina Pratama Badminton Club, Jalan Indrakila Kebumen. Sebuah catatan perjuangan menggapai prestasi telah tertoreh hari ini, semoga menjadi dapat menjadi pelecut anak-anak lain untuk merengkuhnya.
6 komentar:
Tetap semangat berlatih dan bertanding dalam kondisi apapun. Dan semoga mencapai prestasi untuk mengharumkan nama bangsa melalui bulu tangkis.
saya sedikit bisa merasakan kekacauan ini. kalo listrik padam seharusnya diteruskan saja. siapa tau, anak didik bisa terlatih bermain bulu tangkis dengan mata terpejam hehhe (becanda)
kirain peristiwanya terjadi di Sea Games, tapi seharusnya pengelola bisa mengantisipasi bencana seperti mati lampu dan atap yang bocor..
@jimmy63 : Semestinya begitu, segala antisipasi dipersiapkan. Namun ternyata cuaca saat itu benar2 tak bersahabat. Terimakasih, salam ..
@Ardhito : hehe .. bukan sekedar listrik yang mati sobat, lapangan juga licin jadi sewajarnya dipending. Salam..
@Deway : trimakasih, semoga dapat menjadi motivasi bagi para atlet
Posting Komentar