Senin di pagi hari, 23 Januari 2012 bertepatan hari libur nasional tahun baru imlek, kurang lebih jam 09.00 suasana haru dan sendu menyelimuti segenap anggota keluarga pada sebuah upacara pernikahan seorang saudara di Karangsambung, sekitar kawasan Cagar Alam Nasional Geowisata Karangsambung. Tidak hanya dari unsur keluarga saja, beberapa tamu yang hadir, khususnya ibu-ibu pun ikut merasa terharu atas apa yang dilihat dalam suasana hening dan khidmat serta sakral.
Hari itu adalah hari yang bersejarah dalam hidup dan sekaligus menjadi momen yang sangat berarti dalam diri seorang Aji Saputra. Apa pasal, Aji yang saat ini baru duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas 1 dan berumur 13 tahun ini harus menjadi wali nikah untuk seorang kakak perempuannya yang baru beberapa bulan lalu wisuda dari sebuah perguruan tinggi di Semarang. Dia adalah anak laki-laki satu-satunya dan paling bungsu dari lima bersaudara, dan secara agama telah memenuhi syarat untuk menjadi wali nikah. Oleh karenanya ia pun akhirnya benar-benar melaksanakan tugasnya.
Terlihat wajah kalemnya saat duduk mengapit kedua mempelai, ataupun kadang bahkan terkesan cengar-cengir tersipu malu, maklumlah namanya juga masih anak-anak. Ketika acara telah dimulai hampir semua mata tamu undangan dan segenap anggota keluarga fokus mengarahkan perhatian ke anak tersebut. Memperhatikan gerak-geriknya dan pada akhirnya dengan panduan dari penghulu setempat ia pun selesai juga menjalankan tugasnya dengan lancar.
Mengharukan, sungguh sangat mengharukan. Ketika ijab kabul usai tanpa komando hampir semua anggota keluarga pun meneteskan airmata termasuk sang mempelai wanita. Saya tahu persis permasalahan yang terjadi. Satu hal yang tentu menjadi penyebab utama adalah telah meninggalnya bapak kandung sang mempelai wanita sekitar enam tahun lalu, sehingga suasana terbawa dan hanyut dalam kesedihan yang dalam.
Tak terkecuali dengan saya. Terhanyut sesaat, sepintas mengingat keseharian almarhum yang menurut saya juga memberikan andil besar dalam mengarahkan jalan hidup saya ini. Semoga segala amal perbuatanmu dapat diterima disisi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang serta segala dosa diampuni-Nya. Teriring doa saya untukmu, saudaraku.
Tak terkecuali dengan saya. Terhanyut sesaat, sepintas mengingat keseharian almarhum yang menurut saya juga memberikan andil besar dalam mengarahkan jalan hidup saya ini. Semoga segala amal perbuatanmu dapat diterima disisi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang serta segala dosa diampuni-Nya. Teriring doa saya untukmu, saudaraku.
Amiiin ...
9 komentar:
pengalaman yang sangat berharga mas, pasti suasana haru langsung menyelimuti pernikahan tersebut...
hmm .. penomena sekaligus fakta ya sob, hidup ini memang unik ^_^
Semangat
sungguh sangat mengharukan. Thanks udah di share ya.
Mas Rasimun,nikahan keluarga siapa ya? kok aku ga paham aji saputra,putrane sinten?
@Endy : betul sekali mas, inilah salah satu sisi kehidupan yang kadang membuat kita menyadari arti keberadaan orang tua kita. Terima kasih dan salam..
@Stupid monkey : harus dan tetap semangat menjalani hidup, terimakasih
@darkheart21 : terimakasih udah berkunjung, salam..
@Gazak73: pingin tahu ya, silakan ditelusuri dulu ..hehe. Salam
Benar2 mengharukan, sebuah fenomena unik. Makasih telah berbagi.
Posting Komentar