Harga jual adalah harga pokok ditambah seluruh biaya penjualan yang akan diterima oleh konsumen. Harga suatu produk umumnya diukur dan dinyatakan dalam bentuk uang. Penetapan harga jual perlu kejelian agar tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah, karena dapat menghambat proses produksi.
Tujuan Menetukan Harga Jual
Tujuan penetapan harga jual meliputi:
(1) Tujuan yang berorientasi pada laba,
(2) Tujuan yang berorientasi pada volume penjualan.
(1) Tujuan yang berorientasi pada laba,
(2) Tujuan yang berorientasi pada volume penjualan.
Penetapan harga penjualan yang berorientasi pada laba ada dua macam, yakni:
Jangka pendek, yaitu untuk mencapai target laba. Sebuah perusahaan dapat menetapkan harga produknya untuk mencapai prosentase tertentu dari hasil penjualannya atau dari investasinya. Tujuan pencapaian ini bisanya diterapkan oleh perantara atau produsen. Banyak pengusaha dan pedagang besar maupun kecil seperti eceran dan grosir yang menggunakan target laba pada penjualan netto sebagai penetapan harga.
Contoh: Perusahaan kerajinan Sepatu Cibaduyut menghendaki laba 20% dari harga pokok produk sebesar Rp 100.000, per unit. Maka harga pokok penjualan (Rp 100.000, - + ( 20 % Rp 100.000,-) =Rp 120.000,- perunit.
Jangka panjang, yaitu untuk meningkatkan penjualan. Untuk meningkatkan penjualan biasanya perusahaan meningkatkan harga secara perlahan-lahan atau dengan melakukan monopoli. Tujuan untuk mencapai laba jangka pendek sebaiknya digunakan untuk meningkatkan laba jangka panjang.
Penentuan harga penjualan yang berorientasi pada penjualan ada dua tujuan utama, yaitu:
(1) Meningkatkan Volume Penjualan
Pada beberpa perusahaan besar maupun kecil, penetapan harga seringkali difokuskan pada volume penjualan dalam suatu periode tertentu, misalnya selama satu tahun pertama atau tiga tahun pertama. Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan bisanya memberikan diskon selama periode tertentu untuk memikat pelanggan meskipun hal ini dalam jangka pendek masih rugi. Akan tetapi dalam jangka panjang, bila konsumen telah tertarik dan loyal kepada produk-produk perusahaan, akan meningkatkan volume penjualan.
(2) Mempertahankan dan Meningkatkan Pangsa Pasar. Tidak sedikit pula perusahaan kecil, menengah dan besar yang menetapkan harga penjualan dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar perusahaan. Misalnya, ketika terjadi inflasi di Indonesia, beberapa perusahaan menerima margin laba yang lebih kecil. Hal ini dilakukan hanya untuk mempertahankan pangsa pasar. Untuk mempertahankan pangsa pasar, biasanya perusahaan menjual harga produk di bawah harga jual yang seharusnya.
Metode Penetapan Harga
Ada dua pendekatan pokok dalam penetapan harga jual, yaitu:
(1) Pendekatan Biaya, yang terdiri dari penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-up, dan penetapan harga break even.
(2) Pendekatan pasar atau persaingan.
Ada dua pendekatan pokok dalam penetapan harga jual, yaitu:
(1) Pendekatan Biaya, yang terdiri dari penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark-up, dan penetapan harga break even.
(2) Pendekatan pasar atau persaingan.
(1) Metode Penetapan Harga Dengan Pendekatan Biaya:
a. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost Push Pricing Method).
Dengan metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut margin) Dengan demikian, harga jual produk dapat dihitung
dengan rumus:
BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL
dengan rumus:
BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL
Contoh: Seorang pengusaha kecil untuk memenuhi pelanggannya telah memproduksi sepatu 10 pasang. Biaya yang akan dikeluarkan diperkirakan sebesar Rp 800.000,- Bila perusahaan menginginkan laba 10 % dari biaya total, maka harga jual sepatu itu adalah : Rp 800.000 + 10% (Rp 800.000) = Rp 880.000,-.
b. Penetapan Harga Mark-Up
Yaitu dimana para pedagang membeli barang-barang dagangannya untuk dijual kembali dan harga jualnya dengan menambahkan mark-up tertentu terhadap harga beli. Rumus yang digunakan adalah:
HARGA BELI + MARK-UP = HARGA JUAL
Jadi, mark-up merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Keuntungan diperoleh dari mark-up tersebut.
Jadi, mark-up merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Keuntungan diperoleh dari mark-up tersebut.
c. Penetapan harga Break–Even
Yaitu penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Perusahaan dikatakan break-even apabila penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu.
Untuk menghitung titik break-even digunakan rumus sebagai berikut:
Biaya Tetap Total
Titik Break Even (dlm unit) = ---------------------------------------------------
Harga Jual Perunit – Biaya Variabel Per unit
Biaya Tetap Total
Titik Break Even (dlm Rp) = --------------------------------------------------
1 - BVR/H
dimana : H = harga jual perunit
BVR = Biaya Variabel Rata-rata
Contoh: Sebuah perusahaan akan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp 250.000,- biaya variabel = Rp 30.000,- per unit. Jika dikehendaki harga jual per unit Rp 80.000,- maka :
250
Titik Break-Even (dlm unit) = ------------------ = 5 unit
80 -30
250
Titik Break-Even (dlm Rp) = ------------------ = Rp 400.-
1 – 30/80
(2) Metode Penetapan Harga Untuk Menghadapi Pasar/Pesaing
Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar. Sebagai contoh: Produk motor Cina menetapkan harga motor di bawah harga motor buatan Jepang dengan maksud untuk meraih pangsa pasar. Bila pangsa pasar sudah diraihnya dan dikuasainya maka loyalitas konsumen akan beralih ke motor China. Dan ada juga yang menetapkan harga di atas harga pasar yang tinggi. Ini dilakukan
bagi produk-produk baru dengan penemuan-penemuan teknik rekayasa baru. Pada mulanya ditetapkan harga yang tinggi kemudiaan bila pasar sudah tergantung pada produk penemuan baru tersebut harga tahap demi tahap dikurangi sesuai dengan masa dari hidup produk. Mungkin saja produk-produk tersebut sudah mulai jenuh dipasar. Perusahan-perusahaan yang memiliki produk inovasi tinggi biasanya memiliki hak paten dan akan memilih salah satu strategi dari dua strategi sebagai berikut.
bagi produk-produk baru dengan penemuan-penemuan teknik rekayasa baru. Pada mulanya ditetapkan harga yang tinggi kemudiaan bila pasar sudah tergantung pada produk penemuan baru tersebut harga tahap demi tahap dikurangi sesuai dengan masa dari hidup produk. Mungkin saja produk-produk tersebut sudah mulai jenuh dipasar. Perusahan-perusahaan yang memiliki produk inovasi tinggi biasanya memiliki hak paten dan akan memilih salah satu strategi dari dua strategi sebagai berikut.
Strategi Harga Skimming
Strategi harga skimming biasanya diterapkan pada produkproduk temuan baru pada saat diluncurkan ke pasar. Pada saat diluncurkan ke pasar, pada awalnya ditetapkan harga yang tinggi, dengan maksud untuk menutupi biaya investasi (riset dan pengembangan) yang tinggi. Selanjutnya, harga dikurangi secara bertahap agar dapat bersaing. Tentu saja, tujuan strategi ini adalah untuk memaksimumkan keuntungan jangka pendek dalam rangka menutupi biaya investasi. Harga skimming hanya dapat dilakukan pada suatu kondisi tertentu, yaitu:
(a) Kualitas dan citra produk harus mendukung harganya yang mahal, dan jumlah pembeli yang menginginkan produk pada harga tersebut memadai.(b) Biaya produksi dalam jumlah kecil tidak terlalu tinggi, sehingga pembeli menunda memanfaatkan penerapan harga yang mahal.
(c) Pesaing tidak akan dapat masuk ke pasar tersebut dengan mudah dan menjual produknya dengan harga yang relatif rendah. Bila persyaratan-persyaratan di atas tidak dipenuhi, maka penerapan harga skimming tidak dapat dilakukan, bahkan akan menimbulkan kerugian.
Strategi Harga Penetrasi
Strategi penetapan harga penetrasi merupakan penetapan harga suatu produk standar. Metode ini dilakukan dengan cara menetapkan harga awal harga perdana yang rendah, dengan tujuan agar dapat diterima pasar secara luas. Salah satu tujuan dengan menetapkan metode ini adalah untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. Penetapan harga yang rendah lebih disukai oleh pasar karena beberapa kondisi, diantaranya:
a. Pasar harus sangat peka terhadap harga, sehingga harga rendah bisa membuka pasar yang lebih luas.
b. Biaya produksi dan distribusi harus turun pada saat volume penjualan meningkat.
c. Harga rendah harus membantu persaingan.
Strategi penetapan harga penetrasi merupakan penetapan harga suatu produk standar. Metode ini dilakukan dengan cara menetapkan harga awal harga perdana yang rendah, dengan tujuan agar dapat diterima pasar secara luas. Salah satu tujuan dengan menetapkan metode ini adalah untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. Penetapan harga yang rendah lebih disukai oleh pasar karena beberapa kondisi, diantaranya:
a. Pasar harus sangat peka terhadap harga, sehingga harga rendah bisa membuka pasar yang lebih luas.
b. Biaya produksi dan distribusi harus turun pada saat volume penjualan meningkat.
c. Harga rendah harus membantu persaingan.
Strategi Penyesuaian Harga
Harga hendaknya harus disesuaikan dengan variasi konsumen, situsi dan kondisi. Pernahkan anda membeli barang dengan didiskon atau diberi potongan harga? Atau mungkin anda pernah menerima harga promosi yang lebih murah? Atau mungkin anda pernah berbelanja suatu barang yang jenisnya sama di suatu tempat dengan harga yang berbeda di tempat lain ?
Dalam penyesuaian harga, ada beberapa strategi, yang meliputi:
a) Penetapan Harga Diskon dan Potongan Harga
b) Penetapan Harga Psikologis
c) Penetapan Harga Promosi.
Harga hendaknya harus disesuaikan dengan variasi konsumen, situsi dan kondisi. Pernahkan anda membeli barang dengan didiskon atau diberi potongan harga? Atau mungkin anda pernah menerima harga promosi yang lebih murah? Atau mungkin anda pernah berbelanja suatu barang yang jenisnya sama di suatu tempat dengan harga yang berbeda di tempat lain ?
Dalam penyesuaian harga, ada beberapa strategi, yang meliputi:
a) Penetapan Harga Diskon dan Potongan Harga
b) Penetapan Harga Psikologis
c) Penetapan Harga Promosi.
Penetapan harga diskon dilakukan dengan mendiskon dari harga penjualan tertentu. Misalnya, karena pembelian awal didiskon sebesar 20%. Atau karena kontan didiskon 10% dari harga jual rata-rata. Atau karena membeli banyak, diberi diskon 15%. Bisa dalam bentuk prosentase tertentu bisa juga dalam bentuk jumlah tertentu.
Penetapan Psikologis dilakukan untuk menarik konsumen, misalnya penetapan harga alat dapur Rp 399.999,- lebih menarik daripada Rp 400.000,-. Harga kaos kaki dua pasang Rp 10.000,- lebih menarik dari pada harga kaos kaki per pasang Rp 5.000,-.
Penetapan harga promosi dilakukan dengan menetapkan harga yang lebih rendah daripada yang tertera dalam daftar harga. Hal ini dilakukan untuk waktu-waktu tertentu saja. Misalnya, penjual pakaian menjelang hari raya memberikan potongan harga dengan potongan harga yang bervariasi. Supermarket menetapkan harga murah untuk beberapa produk tertentu, dengan harapan konsumen juga membeli produk lain dengan harga yang relatif tinggi atau dinaikan. Perusahaan mobil dan perumahan menawarkan pembayaran dengan tingkat bunga rendah, garansi lebih lama, atau perawatan gratis untuk mengurangi harga konsumen.
sumber : modul kewirausahaan, dirjen dikdasmen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar