Banyak orang menyatakan bahwa guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru . Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa ??? ( maaf, kalau istilah ini masih menjadi tanda tanya ). Karena hal tersebut dapat bermakna ganda. Pertama, istilah tersebut berupa sanjungan untuk memotivasi para guru dalam beraktivitas, Kedua, istilah tersebut dapat bermakna sebuah sindiran kepada guru yang memiliki dedikasi tinggi dan profesional namun belum mendapat apresiasi yang baik dari sisi penghasilan. Atau mungkin masih ada persepsi yang lain tentang makna pahlawan tanda jasa ?? Selanjutnya terserah anda masing-masing untuk menggali makna tersebut.
Terlepas dari istilah di atas, pada prinsipnya karena guru adalah manusia maka dalam hal ini sama dengan peran orang tua yang lain, guru tetap memiliki kewajiban mengurus rumah tangganya dengan gaya atau model masing-masing. Landasan keagamaan, kasih sayang dalam keluarga (hubungan yang harmonis) menjadi dasar dalam menjalani pola kehidupan di keluarga.
Peran guru dilingkungan sekolah sangatlah urgen. Tugas utama guru adalah sebagai pendidik, melakukan tugas -tugas pengembangan peserta didik melalui keteladanan, pencipataan lingkungan yang mendukung, membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik. Kaitannya dengan tugas utama tersebut Drs. H. Muhammad Ali menyatakan setidak-tidaknya ada tiga macam tugas utama, yaitu merencanakan, melaksanakan pengajaran dan memberikan umpan balik.
Kegiatan merencanakan merupakan antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pengajaran. Pelaksanaan pengajaran hendaknya dilakukan dengan berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat atau sering dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada tahapan berikutnya melakukan feedback ( memberikna balikan ), layaknya pelaksanaan kegiatan tertentu diukur dengan keberhasilan atau kegagalan.
Era Global, Jangan Nggombal
Hal-hal yang berbau konvensional tampaknya harus segera ditanggalkan jika kita tidak ingin disebut guru kuno, atau lebih ekstrim meminjam istilah Mas Thukul katrok Disadari atau tidak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat. Satu lagi yang menjadi catatan bagi kita adalah bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar . Oleh karenanya saat ini mestinya setiap orang yang merasa memiliki profesi guru harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Prihatin sekali, di era yang seperti ini ternyata masih banyak guru yang belum dapat bersentuhan langsung perangkat atau tekhnologi untuk membantu pelaksanaan pembelanjaran. Komputer atau laptop bukanlah barang baru dimata para peserta didik, termasuk internet. Hadooh .. tak bisa membayangkan !! Bagaimana situasi pembelajaran itu terjadi, seandainya kemampuan peserta didik dalam penguasaan tekhnologi informasi ternyata lebih jauh mumpuni dari seorang gurunya.
Model-model pembelajaran sudah banyak berubah, pola teacher centered telah bergeser ke arah siswa yang aktif student centered . Maka peran guru pun berubah menjadi seorang fasilitator. Sekarang bukan saatnya lagi ceramah dari jam ke jam berikutnya, pindah ke kelas lain ceramah lagi juga. Mohon maaf saya menyebutnya dengan istilah menggombal. Tidak ada salahnya memang, namun dalam pembelajaran peserta didik itu membutuhkan penguatan. Ingat pula pepatah bijak ini :
Saya dengar, saya lupa
Saya lihat, saya tahu
Saya kerjakan, saya mengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar