Minggu, 08 November 2009

Pembelajaran Model Proyek

Pengembangan pembelajaran model proyek (tugas) pada dasarnya tetap mengarah pada asas belajar aktif, yaitu wujud keaktifan siswa atau peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diharapkan mampu untuk berperan serta secara aktif dalam pembelajaran. Peserta didik bukan sekedar obyek dalam pembelajaran yang "diam dan duduk" saja, akan tetapi dapat menjadi subjek yang ikut berinteraksi langsung dalam pembelajaran. Jika peserta didik sekedar " diam dan duduk " saja, apa yang akan diperoleh adalah waktu yang terbuang sia-sia.

Pepatah bijak yang perlu diperhatikan :
Saya dengar, saya lupa;
Saya lihat, saya tahu;
Saya kerjakan, saya mengerti;

Venon a Magnesen juga telah memberikan kita pengetahuan akan adanya pengalaman belajar. Bahwa siswa akan mencapai hasil belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.

Beberapa penguatan di atas menunjukkan bahwa model-model pembelajaran yang konvensional harus step by step digeser dengan model pembelajaran yang mengarah pada keaktifan siswa (student centered).

Pembelajaran dengan model proyek (tugas) adalah salah satu bentuk model atau metode yang bercirikan pada aktifnya peserta didik. Proyek yang ditugaskan ini sebagai tindak lanjut dari pengetahuan yang telah dipelajarinya. Beberapa jenis proyek yang dapat dijadikan tugas bagi peserta didik misalnya tentang penggalian informasi dan pencarian data dari narasumber dengan interview, angket atau langsung datang ke lokasi tujuan.

Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada pembelajaran yang bersifat mempraktikan dan menerapkan hasil belajar, pemecahan masalah, pembuatan laporan dan sampai tahapan terakhir dengan melakukan presentasi di depan kelas. Sehinggan dengan model pembelajaran ini dapat diperoleh keuntungan yaitu :
- semua peserta didik akatif terlibat dalam pembelajaran;
-melatih peserta didik untuk bertanggung jawab;
-melatih peserta didik untuk mandiri;
-melatih peserta didik untuk berinteraksi dengan lingkungan;
-pendidik berperan sebagai fasilitator;
-pembelajaran dapat dilakukan di luar jam pembelajaran rutin;

Pembelajaran model proyek ini juga selaras dengan rumusan Empat Pilar Pendidikan menurut UNESCO, yaitu :
a. Learning to know, sesuai dengan hakekat penerapan ilmu pengetahuan ( transfer of learning ).
b. Learning to do, membahas, belajar aktif, penugasan, meringkas buku dan sebagainya untuk mengembangkan manusia seutuhnya (acrive learning).
c. Learning to be, menciptakan manusia terdidik yang mandiri. Biar percaya diri, pemahaman
dan pengenalan dirinya secara tepat dengan penuh kebahagiaan setelah mengenal dirinya. Belajar tidak dengan melakukan menghafa tetapi belajar aktif, belajar tuntas. Dengan belajar akan menemukan kebahagiaan dan menemukan dirinya ( Joy Learning ).
d. Learning to live together, perlunya pendidikan nilai kemanusiaan, moral, agama yang melandasi hubungan antara manusia. Budaya damai, culture of peace.

Resume Karya Tulis " pembelajaran model proyek " dalam rangka seleksi guru SMK berprestasi tahun 2009.


Tidak ada komentar:

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...