Selasa, 03 Juni 2025

Alun-alun Kebumen: Ruang Publik Kita

Di tengah bisingnya kota, di sela kesibukan dan rutinitas yang sering terasa seperti drama tanpa akhir, masih ada ruang yang membuat kita merasa hidup: Alun-Alun Kebumen.

Bukan sekadar tanah lapang atau tempat mangkal pedagang kaki lima. Alun-alun ini adalah jantung kota yang berdetak untuk warganya. Di sinilah anak-anak bebas berlarian seperti angin kecil yang nakal, orang tua berjalan perlahan seperti waktu yang sedang bermeditasi, dan remaja berswafoto untuk feed Instagram mereka yang haus pujian. Semuanya berpadu tanpa pretensi.

Kapan Mendoan

 Menurut data dari Jawa Pos tahun 2024, Alun-Alun Kebumen kini menjadi salah satu ruang publik terbaik di wilayah selatan Jawa Tengah. Pemerintah mencanangkan konsep “Kebumen Ramah Warga” dengan menekankan pentingnya ruang bersama. Dan memang terasa: alun-alun kini bukan sekadar titik koordinat, tapi tempat pulang bagi kebersamaan.

Di antara pohon-pohon yang setia menjadi payung alami dan udara segar yang lebih jujur daripada politikus, berdiri ikon unik bernama Kapal Mendoan. Jangan bayangkan kapal betulan. Ini adalah akronim cerdas dari “Mangan Enak Karo Dolan”, tempat berlabuhnya segala macam kuliner lokal yang menggoyang lidah dan menyentuh kenangan.

Joging Track Alun-alun Kebumen

 Ada Sate Ambal yang legendaris—dengan saus tempe yang khas. “Makanan lokal adalah identitas, bukan sekadar isi piring,” kata Dr. Wulan Saraswati, pakar kuliner dari UGM. Lalu ada Nasi Penggel, bulat-bulat mungil yang penuh filosofi: kecil, sederhana, tapi mengenyangkan dan bermakna.

Tapi tak semua kisah manis. Sebagian pengunjung masih menganggap alun-alun sebagai tempat uji coba ego: buang sampah sembarangan, parkir seenaknya, bahkan corat-coret fasilitas umum. Seolah ruang publik adalah milik pribadi yang bebas diperlakukan semaunya. Miris, tapi nyata.

Dalam sebuah wawancara legendaris, Bung Hatta pernah bilang, “Kebudayaan suatu bangsa tercermin dari bagaimana ia memperlakukan ruang bersama.” Dan sejujurnya, kita masih punya banyak PR.

Setiap akhir pekan, alun-alun penuh warna. Ada yang jogging, ada yang duduk santai, ada pula yang sekadar ngonten. Tak apa, setidaknya mereka keluar rumah. Di zaman ketika lebih kenal YouTuber daripada tetangga sendiri, itu sudah langkah maju.

Ada juga Car Free Day dan Car Free Night—dua momen spesial di mana motor dilarang, dan kreativitas diluapkan. Musik lokal, tari-tarian, dan stand komunitas menyulap alun-alun jadi panggung rakyat. Di sinilah Kebumen menunjukkan bahwa peradaban tak harus mahal, cukup dijalani dengan semangat gotong royong.

Namun jangan lupa, menjaga ruang publik bukan soal sekali cat, sekali peresmian, atau sekali unggah di medsos. Ia butuh kesetiaan, seperti merawat taman: disiram, dirawat, dan dihormati.

Karena sejatinya, alun-alun adalah diary kota. Setiap langkah kaki adalah kata, setiap tawa adalah tanda baca. Kita semua sedang menulis sejarah kota ini, sadar atau tidak.

Edukasi soal ruang publik tak bisa hanya menyasar anak-anak. Orang dewasa justru lebih butuh disadarkan. Kita harus paham: ruang publik bukan warisan untuk dibanggakan, tapi titipan untuk dijaga.

Jane Jacobs, aktivis urban legendaris, pernah berkata, “Ruang publik adalah wajah kota. Bila ia kotor dan rusak, maka rusaklah wajah peradaban.” Dan kita tentu tak ingin wajah Kebumen tercoreng karena ketidakpedulian kolektif.

Mari jaga Alun-Alun Kebumen. Bukan karena disuruh, tapi karena kita sendiri yang membutuhkannya. Di sinilah tempat kita untuk tetap waras, tertawa, dan merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar: sebuah kota yang bernyawa.

Selasa, 27 Mei 2025

Naik Jeep Merapi di Kaliurang: Seru, Menegangkan, dan Tak Terlupakan!

Kalau kamu sedang mencari pengalaman wisata yang beda dari biasanya di Yogyakarta, naik Jeep Merapi di Kaliurang wajib banget masuk daftar perjalananmu! Bukan sekadar jalan-jalan, ini adalah petualangan penuh adrenalin, sejarah, dan pemandangan yang bikin merinding kagum.

Pagi yang Sejuk di Kaliurang

Hari itu, Kami dan rombongan dengan dua armada bus berangkat dari SMK Negeri 1 Ambal pukul 06.00 menuju Kaliurang, Yogyakarta.  Sekitar pukul 09.00 pagi,  udaranya masih dingin, segar, dan suasana sekitar begitu tenang. Saat tiba di basecamp Jeep Wisata Merapi, suasana langsung berubah. Deretan mobil jeep klasik berjejer, para driver sibuk mempersiapkan kendaraan, dan turis-turis dari berbagai daerah tampak antusias.

Kami memilih paket lava tour berdurasi 2 jam. Begitu naik ke jeep dan mesin dinyalakan, rasanya seperti kembali ke masa perang tapi dalam versi wisata. Serius, deg-degan campur excited!

Sensasi Off-Road yang Bikin Ketagihan

Begitu keluar dari area perkampungan, jeep langsung masuk ke jalur off-road berbatu. Jalanan terjal, menanjak, dan bergelombang membuat tubuh kami terombang-ambing ke kanan dan kiri. Tapi justru itulah bagian paling serunya!
Kami berteriak, tertawa, bahkan harus pegangan erat karena jeep terus menghantam jalan yang tidak rata.

Jangan lupa eksis dulu ..hehe

Sepanjang perjalanan, pemandangan Gunung Merapi yang megah sesekali muncul dari balik pepohonan. Kabut tipis masih menyelimuti sebagian lerengnya, menambah aura mistis dan megah.

Museum Mini “Sisa Hartaku”: Rumah Penuh Cerita

Pemberhentian pertama adalah Museum Mini Sisa Hartaku—sebuah rumah warga yang dijadikan museum kecil pasca erupsi tahun 2010. Isinya? Banyak barang-barang bekas yang hancur akibat lahar panas: motor hangus, jam dinding yang jarumnya berhenti, perabot rumah tangga, dan bahkan tulang-belulang ternak.

Jejak di Musim Mini Sisa Hartaku

Melihat semua itu, saya benar-benar tersentuh. Alam bisa sangat indah, tapi juga bisa sangat mengerikan. Tempat ini bikin kita merenung, bahwa di balik keindahan Merapi, ada banyak kisah kehilangan dan perjuangan.

The Lost World Park: View yang Menawan

Selanjutnya, perjalanan menuju ke The Lost World Park.  Sebuah tempat wisata kombinasi pesona alam yang menakjubkan dan kegiatan yang menarik. Terletak di kawasan lereng Gunung Merapi, Cangkringan, Sleman Yogyakarta, The Lost World Park memanjakan pengunjung dengan udara yang segar. Berbagai spot foto tersedia dengan latar pemandangan yang sangat menakjubkan. 

Meninggalkan jejak di The Lost World Park

Spot Basah: Byur-byuran yang Menggembirakan!

Nah, ini dia bagian paling ditunggu: spot basah! Jeep kami diarahkan ke sungai dangkal berbatu, dan tanpa aba-aba, supir langsung tancap gas! Entah sungai apa namanya. Air menyiprat tinggi, kami semua basah kuyup, tapi justru itu bagian paling menyenangkan.

Basah-basahan dengan Jeep Merapi

Tawa kami pecah, kamera tetap nyala meski lensanya penuh air, dan momen itu rasanya benar-benar bikin hidup!

Akhir Perjalanan yang Membekas

Dua jam terasa begitu cepat. Kami kembali ke basecamp dengan baju setengah kering, rambut acak-acakan, dan wajah penuh senyum. Naik jeep Merapi bukan cuma soal petualangan, tapi juga soal merasakan langsung cerita dan napas alam Yogyakarta.

Dari serunya off-road, harunya museum, hingga segarnya cipratan sungai, semuanya membentuk satu pengalaman yang akan terus saya ingat.

Tips Naik Jeep Merapi:

  • Membawa pakaian untuk ganti, karena dijamin basah (Jika tidak ingin basah, dapat menggunakan mantol plastik). Jangan lupa tas kreseknya ya..hehe

  • Bawa kamera tahan air atau pelindung HP.

  • Gunakan sandal gunung

  • Jangan ragu ngobrol dengan sopir jeep—mereka biasanya punya banyak cerita menarik!

    Naik Jeep Merapi adalah paket lengkap: wisata alam, sejarah, sekaligus uji adrenalin. Kalau kamu ke Jogja dan hanya punya waktu setengah hari untuk petualangan, Lava Tour Merapi adalah pilihan yang tak akan mengecewakan.

    Siap basah, siap debuan, tapi juga siap untuk jatuh cinta pada Merapi


Selasa, 19 Oktober 2021

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiatan pendampingan tersebut saya beserta seorang teman mengajak untuk dapat berkunjung ke Pantai Menganti, mengingat masih ada waktu luang sebelum kembali menuju ke Malang. 

Singkat cerita, tepat jam 13.00 dari Ambal meluncurlah kami berempat menuju Pantai Menganti melalui jalur Selatan. Rasa penasaran bagi tamu tentu hal yang lazim, karena belum pernah sekalipun menginjakkan kami di Kebumen. Komunikasi santai dan gurauan di dalam mobil mewarnai perjalanan menuju Pantai Menganti. Selang beberapa lama akhirnya kami sampai di pintu gerbang Pantai Menganti. Tiket masuk untuk per orang adalah Rp 15.000 (lima belas ribu rupiah). Harga tiket tersebut kami rasa sepadan dengan apa yang kami dapatkan.

Pantai Menganti adalah pantai yang sangat eksotis berada dalam wilayah Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen.Kawasan pantai berada di sisi barat, sedangkan di bagian timur berupa bukit dengan panorama yang sangat asri. Menelusuri tepian pantai, dapat kita jumpai hamparan pasir putih berpadu dengan air laut nan biru. Deru ombak laut terdengar sangat khas. Tampak dari dekat banyak perahu berlabuh berjejer rapi di tepian pantai. 

Mengunjungi Pantai Menganti tidak afdol rasanya jika tidak meluangkan untuk menuju ke bagian timur berupa bukit-bukti yang hijau dengan sejumlah gazebo yang memanjakan pengunjung untuk menikmati keindahan alamnya. Untuk menuju ke sana pengelola menyediakan kendaraan tumpangan gratis yang telah disiapkan. Di tempat ini juga tersedia tempat untuk menginap bagi yang ingin menikmati sunset ataupun sunrise. Jaminan tidak akan mengecewakan jika berkunjung ke Pantai Menganti ini.


 Jembatan Merah Gebyuran Pantai Menganti sudah seharusnya Anda kunjungi, dari sini kita dapat menikmati panorama laut berupa karang-karang yang sangat kokoh ditempa setiap saat oleh gelombang air laut. Perahu nelayan seolah timbul tenggelam terlihat dari kejauhan.

 

Jika sudah terlihat lesu dan lapar jangan khawatir disekitar tempat wisata ini banyak sekali terdapat warung makan dengan berbagai menu atau pilihan. Olahan seafood sudah barang tentu menjadi menu favorit yang harus dicicipi. Selamat berkunjung ke Pantai Menganti suatu saat nanti..hihihi

Salam

Senin, 12 Desember 2016

Pesona Pantai Lampon di Kebumen

Minggu, 11 Desember 2016 adalah hari yang sangat melelahkan. Namun kelelahan seolah sirna ketika segala rencana yang telah selesai dapat dilaksanakan dengan baik. Merencanakan kegiatan bukanlah hal yang mudah untuk direalisasikan, segalanya membutuhkan kerjasama tim yang hebat dan kerja keras semua pihak.

Cerita  berawal dari sebuah rencana untuk outbond bagi siswa kelas X SMK Negeri 1 Ambal yang akan dipandu oleh dewan kerja Pramuka. Delapan buah truk disiapkan untuk transportasi bagi peserta dan dewan kerja. Pantai Lampon adalah sasaran lokasi yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan kegiatan outbond. Membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam sampai 2 jam dari sekolah untuk menuju ke Pantai Lampon. Terlebih kondisi jalan banyak yang rusak sehingga sangat mengurangi kenyamanan dalam berkendara. Sehingga membutuhkan kewaspadaan yang sangat ekstra dalam menempuh perjalanan menuju lokasi Pantai Lampon.

Ketika sampai di lokasi, beberapa kegiatan dilaksanakan mulai dari berbagai permainan sampai pada kegiatan flying fox dan juga turun tebing. Jumlah peserta outbond kurang lebih 360 siswa melaksanakan kegiatan tersebut dengan senang, kegiatan tersebut didampingi oleh 40 siswa yang berperan sebagai dewan kerja ditambah dengan dewan kerja lama 40 siswa serta beberapa guru pembimbing dan undangan.

Seluruh peserta sangat bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan outbond tersebut. Silih berganti dari permainan satu ke jenis permainan lainnya dapat dilaksanakan dengan segenap kesungguhan. Ketika seluruh kegiatan telah selesai seluruh peserta menikmati pesona Pantai Lampon yang sangat menakjubkan. Terlebih cuaca saat itu sangat mendukung, sedikit mendung dan tidak panas sehingga seluruh peserta dapat mengambil gambar dengan berbagai sudut pemandangan di Pantai Lampon. 
Pantai Lampon (dok. pribadi)
Pesona Pantai Lampon sangat luar biasa, disebelah kiri terlihat pantai pasir dengan ratusan perahu nelayan yang berjejer rapi menghias sudut gambar. Di beberapa titik kita dapat menjumpai saung untuk sekedar beristirahat sambil duduk menikmati pesona Pantai Lampon yang sangat elok dan penuh dengan view yang menyejukkan mata. Namun demikian dibutuhkan kehati-hatian bagi setiap pengunjung karena disekitar perbukitan dibawahnya adalah lautan biru yang penuh karang. Sekali lagi kewaspadaan sangat dibutuhkan dalam menikmati pesona Pantai Lampon yang elok ini. Apalagi bagi orang tua yang membawa anak-anak ke pantai ini tentu harus selalu memberikan pengawasan kepada mereka. 

Tampaknya kegiatan outbond  telah usai, namun demikian rasanya  enggan untuk beranjak dari saung tempat yang memberikan keleluasaan dalam menikmati pantai Lampon tersebut. Berat hati melangkah meninggalkan saung untuk mengawal anak-anak Pramuka pulang menuju ke sekolah. Suatu saat akan kembali lagi ...


Jumat, 17 Juni 2016

Kunjungan Anggota Komisi IX DPR RI di SMK Negeri 1 Ambal

Jumat, 17 Juni 2016 SMK Negeri 1 Ambal menerima tamu penting yaitu Ibu Amelia Anggraeni anggota Komisi IX DPR RI. Dalam kunjungan tersebut hadir pula pejabat dari BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Wakil Bupati Kebumen dan segenap tamu penting lainnya. Kunjungan Ibu Amelia Anggraeni tersebut adalah dalam rangka mewujudkan program GenRe (Generasi Berencana) Goes To School yang merupakan program kerjasama dari BKKBN Provinsi Jawa Tengah dengan Komisi IX DPR RI.
Amelia Anggraeni, anggota Komisi IX DPR RI
Penunjukkan SMK Negeri 1 Ambal sebagai sekolah yang diberikan kepercayaan untuk pelaksanaan program tersebut didasarkan atas prestasi SMK Negeri 1 Ambal dalam melakukan pembinaan terhadap siswa-siswa dengan PIK-R Sejahtera. PIK-R Sejahtera adalah Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang dibentuk pada tahun 2013. PIK-Remaja Sejahtera SMK Negeri 1 Ambal merupakan wadah kegiatan bagi siswa-siswi SMK Negeri 1 Ambal yang bertujuan sebagai sarana edukasi tentang pendidikan seks dan kesehatan reproduksi remaja yang benar serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dan juga menampung permasalahan remaja seputar seksualitas. 

Pada sambutannya Ibu Amelia Anggraeni memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada SMK Negeri 1 Ambal atas kegiatan pembinaan remaja dengan kegiatan PIK-R Sejahtera SMK Negeri 1 Ambal yang telah mampu berkarya dan berprestasi. Anggota DPRI RI Komisi IX yang lahir di Bengkulu, 29 Agusstus 1971 ini menyampaikan pula bahwa remaja harus mampu merencanakan dan menyiapkan kehidupan kelak dengan tidak menikah dini. Pernikahan dini dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya karena pergaulan bebas, NARKOBA dan free sex. Oleh karenanya sebagai remaja yang tangguh dan handal harus menjauhkan diri dari beberapa unsur negatif tersebut.
Pemberian tanda mata kepada kepala SMK Negeri 1 Ambal
Usai memberikan sambutan beliau berkenan memberikan door prize kepada peserta kegiatan dengan mengambil nomor undi yang telah disiapkan panitia. Door prize yang diberikan berupa payung, jam dinding, mug cantik dan masih banyak lainnya. Untuk selanjutnya beliau tak lupa memberikan tanda mata kepada kepala SMK Negeri 1 Ambal Nurul Aini, S.Pd., M.Pd. 

Kegiatan GenRe Goes To School diakhiri dengan foto bersama dan ditutup dengan acara buka bersama oleh seluruh peserta kegiatan serta sholat maghrib berjama'ah. 

Terima kasih dan salam ....


Minggu, 20 Maret 2016

Menelusuri Keindahan Goa Barat di Kebumen

Tidak dipungkiri lagi bahwa lokasi wisata Kebumen memang sangat beragam. Terlebih letak Kebumen yang ada di pesisir selatan samudera Indonesia sehingga lokasi wisata berupa pantai-pantai yang menarik dan elok berderet dari ujung timur hingga barat berupa pantai. Namun demikian pesona pantai yang ada di Kebumen tidak serta merta mengabaikan lokasi wisata lainnya yaitu berupa goa-goa yang eksotis. Sebut saja Goa Jatijajar yang telah dikenal terlebih dahulu sebagai tempat wisata goa yang dikaitkan dengan legenda Raden Kamandaka seorang putera mahkota kerajaan Pajajaran. Selain Goa Jatijajar adapula Goa Petruk yang tidak kalah akan keindahannya. Satu lagi adalah Goa Barat yang saat ini menjadi magnet bagi wisatawan, apalagi saat hari libur.

Di dalam perut Goa Barat (dok.pribadi)

Goa Barat terletak di desa Jatijajar, kecamatan Ayah dan terletak di sebelah timur dari Goa Jatijajar. Akses untuk menuju ke Goa Barat kita dapat menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum dengan jarak tempuh kira-kira 42 kilometer dari kota Kebumen. Goa ini berada disekitar perkampungan, oleh karenanya Goa Barat ini masih dikelola oleh warga sekitar dan masih diupayakan terus pengembangannya. Menurut pemandu Goa Barat ini diambil dari bahasa Jawa. Barat dalam bahasa Jawa dimaknai dengan angin, maka Goa Barat dapat diartikan sebagai goa yang didalamnya kita akan merasakan suara dan hembusan angin yang muncul dari celah-celah bebatuan.

Goa ini masih sangat alami dan dibutuhkan keberanian serta nyali yang besar untuk menyusurinya. Namun demikian kita tetap membutuhkan pemandu dan mengenakan perlengkapan yang telah disediakan oleh pengelola untuk telusur goa. Seluruh perlengkapan sudah tersedia dari jaket pelampung, helm pengaman kepala, dan sepatu khusus. Termasuk headlamp yang akan digunakan oleh pemandu untuk membantu dalam penyusuran goa. Pengelola sejauh ini belum menyediakan dokumentasi kegiatan telusur goa, oleh karenanya alangkah baiknya menyiapkan kamera sendiri untuk mengabadikan setiap momen di dalam goa. 

Menyusuri Goa Barat (dok.pribadi)


Sebelum memasuki mulut goa breefing dari pemandu harus diperhatikan dengan baik. Kita juga harus melakukan warming up terlebih dahulu sekitar 10 menit bersama dengan kelompok untuk peregangan atau pelemasan sehingga otot-otot dalam tubuh meregang dan lemas. Terlebih medan yang akan dilalui termasuk medan yang berat sehingga membutuhkan tenaga ekstra. Berdoa tidak boleh lupa, sebagai wujud syukur kita terhadap Yang Maha Kuasa atas segala apa yang telah dikaruniakan kepada kita semua. 

Memasuki mulut goa, berjalan satu persatu menuruni anak tangga dengan penuh hati-hati. Dua pemandu ada dibarisan terdepan dan terbelakang dengan headlamp memberikan cahaya terang untuk menyusuri anak tangga. Di kanan kiri bebatuan yang besar, tidak lama bertemulah dengan air jernih dalam goa. Indera mata bekerja dengan keras untuk memastikan pijakan kaki di atas batu agar tidak tergelincir. Tangan berpegangan pada bebatuan untuk membantu pergerakan, kepala menunduk agar tidak terkena bebatuan yang runcing diatasnya. Saling mengingatkan sesama teman agar selalu waspada, berpegangan tangan saling bahu membahu menikmati telusur Goa Barat penuh gairah. 

Instruksi dari pemandu harus benar-benar diindahkan, jikalau tidak maka bisa saja kita dapat melalui jalur yang keliru. Apalagi kedalaman air dalam goa bervariasi dari 2 sampai 3 meter, sehingga kita harus benar-benar konsentrasi. Berenang, merayap, menuruni bebatuan besar sudah tak terbilang berapa kali. Benar-benar petualangan dan keseruan yang luar biasa, berada di dalam perut goa membuat kita lupa dunia luar. Setiap saat dihadapkan pada medan yang benar-benar menguji keberanian untuk melewatinya. 
Medan naik turun di Goa Barat (dok.pribadi)
Dalam perjalanan menyusuri Goa Barat ini memang terdapat banyak air terjun yang kita jumpai dengan ketinggian yang berbeda-beda. Oleh karenanya Goa Barat ini ada yang menyebutnya dengan Goa 100 Air Terjun. Menikmati sesaat di air terjun yang relatif kecil, sesekali melepas lelah dengan duduk berbincang dengan teman memandang pesona alam yang sangat indah. Berbagai macam bentuk bebatuan terlihat sangat indah, dan itu adalah sebuah proses yang alamiah dari beberapa tahun yang lampau. Stalaktit menghias manis pada setiap dinding menggantung dilangit-langit goa. Di bagian lantai berjejer stalagmit laksana menara. Sungguh sangat eksotis. 

Perjalanan berlanjut, kembali kaki-kaki yang terbungkus sepatu melangkah menyusuri genangan air, berenang menggapai tepian sebuah batu besar. Kali ini harus bergelantungan dengan seutas tali  menaiki dan menuruni bebatuan. Gemuruh air terjun setinggi kurang lebih 32 meter sudah mulai terdengar, hembusan angin sangat terasa. Terus berjuang menyusuri goa dengan jalur yang berkelok-kelok, merunduk dan berjalan lagi dan berenang lagi. Menahan dingin, menahan dahaga. Haahhhhhh .... perjuangan yang sangat melelahkan.  

Akhirnya terbayar lunas juga, air terjun tertinggi di Goa Barat didepan mata. Puluhan orang dengan kelompok masing-masing sudah ada disekitar air terjun sebelum kelompok kami tiba. Mereka bergembira dengan berenang di bawah air terjun, tidak lupa kami pun bergabung dengannya. Berenang, berendam sesaat menikmati derasnya air terjun Goa Barat. Bersandar pada batuan besar sambil meluruskan kaki-kaki yang telah bekerja keras menuju air terjun ini. Terasa sangat nyaman berada di lokasi ini. Sayang sekali derasnya air terjun dan kurangnya pecahayaan menyulitkan kami untuk mengambil gambar air terjun tersebut.

Rasanya ingin berlama-lama di air terjun Goa Barat ini, namun rasa dingin dan lapar membuat kami ingin segera bergegas kembali ke mulut goa. Energi yang tersimpan dalam tubuh menipis, sementara jalur menuju ke mulut goa adalah jalur yang sama seperti saat kita masuk. Oleh karenanya kami sudah tidak mampu lagi untuk menceritakan bagaimana keseruan perjalanan menuju mulut goa. Satu yang pasti, insiden kecil banyak terjadi yaitu diantara kami banyak berjatuhan saat menyusuri medan karena terantuk batu  di dalam air.  Terasa sulit sekali menjaga keseimbangan tubuh ketika energi sudah terkuras saat berangkat. 

Akhirnya kami hanya menyarankan bagi yang ingin ke Goa Barat, jangan lupa membawa bekal minimal minuman agar tubuh tetap seger. Syukur-syukur membawa makanan, sehingga di dalam goa dapat menikmati makan spesial bersama dengan teman-temanl. Tapi jangan lupa, jangan nyampah ya.

Okelah, kami sampaikan selamat berpetualangan bagi teman-teman yang akan mencoba keindahan Goa Barat ini. Terima kasih dan salam ...




Senin, 07 Maret 2016

Menikmati Keindahan Kawah Putih di Ciwidey Bandung

Dua opsi Malang atau Bandung. Malang memang bagus tetapi kalau tidak menginap rasanya perjalananan akan terasa sangat melelahkan. Yaps akhirnya dipilih opsi ke Bandung, itu hasil diskusi kecil dengan teman-teman terkait rencana rekreasi keluarga. Wisata Kawah Putih menjadi salah satu tujuan karena sebagian besar teman-teman menginginkan wisata alam yang ada di Ciwidey tersebut.
Menikmati keindahan Kawah Putih (dok. pribadi)
Berangkatlah rombongan ketika waktu menunjukkan pukul 20.00 setelah berbagai persiapan dilakukan. Melaju kendaraan melintas menembus malam meninggalkan kota Kebumen. Obrolan santai menemani perjalanan sambil menikmati beberapa makanan kecil yang disiapkan dari rumah. Suasana semakin hening, ketika waktu beranjak semakin malam. 

Sekitar pukul 04.15 sampai juga di Ciwidey. Transit di salah satu rumah makan Sangu Liwet Bu Ika, bersih diri dan melakukan ibadah sholat Subuh. Menikmati menu sarapan yang betul-betul nikmat, nasi liwetnya maknyusss terasa. Perjalanan pun berlanjut menuju Kawah Putih yang merupakan salah satu obyek wisata yang menawarkan keindahan alam.
Lokasi transit (dok.pribadi)
Pintu gerbang Kawah Putih di depan mata, segenap rombongan turun dan segera berganti dengan kendaraan khas yang disebut Ontang Anting. Sesuai dengan namanya Ontang Anting, maka kendaraan ini akan mondar mandir mengantar penumpang atau pelancong dari pintu gerbang sampai puncak Kawah Putih dan sebaliknya. Jarak pintu gerbang sampai di puncak kawah berkisar 5 kilometer, sehingga kendaraan Ontang Anting ini menjadi sarana transportasi yang vital.
Kawah Putih (dok.pribadi)
Turun dari Ontang Anting, beberapa teman tidak lupa mengambil gambar berlatarkan Kawah Putih. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 200 meter. Terlihat kawah dari kejauhan sangat indah, menuruni anak tangga sambil menikmati pesona Kawah Putih di pagi hari. Kerumunan pengunjung di berbagai sudut kawasan Kawah Putih membuktikan bahwa kawasan ini memang banyak menarik perhatian wisatawan.

Tampak Kawah Putih terlihat sangat indah dan memencarkan warna putih kehijauan. Konon kawah putih ini merupakan bentukan dari letusan gunung Patuha. Di sekeliling kawah putih perbukitan dengan pepohonan yang khas dapat kita temukan yaitu berupa ranting-ranting pohon yang mati karena efek belerang. Udara dingin memberikan kesan tersendiri. Semakin dekat menuju kawah semakin tercium bau belerang yang menyengat. 
Menuruni anak tangga Kawah Putih (dok.pribadi)
Tidak afdol rasanya untuk tidak mengabadikan keindahan kawah  ini, bersama teman-teman mengabadikan beberapa gambar. Setelah dirasa cukup, kaki melangkah menaiki tangga meninggalkan kawasan Kawah Putih. Ontang Anting sudah menunggu mengantarkan kami kembali ke pintu gerbang. Selamat tinggal Kawah Putih, kawasan indah yang sangat mempesona.

Terimakasih dan salam ....

   


 

Alun-alun Kebumen: Ruang Publik Kita

Di tengah bisingnya kota, di sela kesibukan dan rutinitas yang sering terasa seperti drama tanpa akhir, masih ada ruang yang membuat kita ...