Jumat, 01 Maret 2013

'Mengintip' Pembuatan Sate Ambal Pak Solikhin

Postingan kali ini terasa sangat berbeda, karena sumber utama postingan ini adalah salah seorang siswa yang secara khusus melakukan survey tentang proses pembuatan Sate Ambal yang merupakan salah satu makanan khas dari Kebumen.
Sate Ambal siap untuk dibakar

Sate Ambal berbeda sekali dengan sate-sate ayam lainnya, misalnya sate ayam Madura dengan ciri khasnya yaitu bumbu kacangnya. Sate Ambal memiliki kekhasan dalam hal bumbu sambal tempenya, terasa enak nikmat. Kekhasan lain adalah faktor pengolahan  Sate Ambal. Pengolahan Sate Ambal tidak dilakukan langsung dengan proses pembakaran daging, namun ada proses awal yaitu daging terlebih dahulu dimasak dengan bumbu-bumbunya. Inilah proses yang menyebabkan daging Sate Ambal terasa lebih lembut dan gurih, sekalipun belum dibakar pun sudah terasa enaknya. Dijamin sangat  cocok bagi  anda semua pecinta kuliner.
Pulang dari tempat pembubutan

Untuk lebih jauh  mengenal tentang Sate Ambal termasuk mengetahui cara pembuatannya seorang siswa saya yaitu Imam Kolilur Rohman  telah melakukan survey di warung Sate Ambal Pak Solikhin untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kewirausahaan. Berikut beberapa hal yang tertuang dalam laporan hasil survey tersebut.

Pemisahan daging, kulit dan jeroan
Usaha yang dikunjunginya adalah warung Sate Ambal Pak Solikhin. Jenis sate yang tersedia adalah sate ayam, baik ayam potong maupun ayam kampung, tersedia juga sate kambing. Dari sisi permodalan yang digunakan dalam proses produksi, Pak Solikhin mengeluarkan rata-rata dalam setiap harinya adalah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). Tenaga kerja yang ikut terlibat dalam usaha tersebut adalah lima orang untuk hari-hari biasa, sedangkan pada hari liburan dapat mencapai tujuh orang. Tenaga kerja akan bertambah sampai delapan belas orang pada saat menjelang dan usai Idul Fitri.


Potongan daging siap diolah
Terkait dengan bahan baku sesuai dengan nama usahanya, maka bahan baku berupa daging ayam potong dan ayam kampung setiap hari harus tersedia untuk diproses lebih lanjut. Demikian pula dengan daging kambing yang masih segar juga tersedia. Bahan pembantu lain yang bersifat melengkapi adalah bumbu sate berupa bumbu dapur (rempah-rempah) dan gula jawa. Sedangkan alat-alat secara umum yang digunakan adalah pisau, talenan, ember, tempat pembuatan bumbu (lumpang), tempat pembakaran, kipas dan arang.



Pemisahan daging dengan tulang
Proses pembuatan dimulai dari kegiatan di tempat pembubutan ayam untuk disembelih dan dihilangkan bulu-bulunya. Ayam yang telah bersih kemudian dibelah, dipisahkan antara  daging dengan tulangnya, kulit dan jeroan, seterusnya daging dipotong-potong sesuai ukuran. Pemasakan menjadi proses selanjutnya sampai betul-betul air masak. Perendaman dengan bumbu sate sekitar satu sampai dengan tiga jam, semakin lama direndam semakin terasa bumbu-bumbunya. Selanjutnya sate siap dibakar dan masuk tahap penyajian.

Sate yang siap untuk dibakar
Untuk memperluas daerah pemasaran, pak Solikhin selain menggunakan rumah yang berada di jalan Daendels Ambalresmi sebagai tempat usaha juga membuka usahanya di Kutowinangun. Membuka usaha di Kutowinangun adalah pilihan yang bagus karena secara lokasi sangat dekat dengan keramaian dan jalan raya. Namun demikian tidaklah afdol rasanya jika menikmati Sate Ambal tidak langsung ke lokasi asal muasal sate tersebut yaitu desa Ambalresmi, kecamatan Ambal, kabupaten Kebumen ini. Hampir di sepanjang jalan Daendels terlihat banyak sekali warung Sate Ambal, termasuk salah satunya adalah warung Sate Ambal Pak Solikhin.  Warung Sate Ambal Pak Solikhin buka setiap hari mulai pukul 05.30 sampai dengan pukul 21.00 WIB.

Proses pembakaran
Sate Ambal siap disajikan
Demikian postingan kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih dan salam ...
 

Tidak ada komentar:

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...