Senin, 19 Maret 2012

Nikmatnya Dawet Hitam Jembatan Butuh

Sekedar informasi bagi teman-teman semua, terutama yang sering bepergian melintasi jalan raya jalur selatan dari Cilacap, Purwokerto, atau Kebumen menuju kota Yogyakarta, amatlah disayangkan jika anda tidak berhenti sesaat untuk mencicipi dawet hitam. Mungkin selama ini kita hanya mengenal istilah dawet ayu dari Banjarnegara saja, namun saat kita cermati di sekitar jalan raya menuju Yogyakarta sangat banyak kita temui penjual dawet hitam di kanan kiri jalan saat meninggalkan kota Kebumen dan memasuki Purworejo.

Dawet hitam adalah sejenis cendol yang berwarna hitam. Proses pembuatannya masih menggunakan pola tradisional dan secara alami, serta tidak menggunakan bahan pewarna. Penyajian sebagaimana dawet-dawet lainnya, yaitu dawet dituangkan ke dalam mangkok, diikuti pemberian santan, pemanis gula aren dan es secukupnya. Penyajiannya memang sederhana tapi bicara soal rasa sangatlah luar biasa, sangat cocok untuk anda semua yang ingin rehat sejenak menghilangkan rasa haus. 
Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh

Diantara sekian banyak dawet hitam, tempat atau lapak penjualan dawet hitam yang banyak dipenuhi pengunjung, datang dan pergi silih berganti adalah Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh. Butuh adalah sebuah nama kecamatan di wilayah kabupaten Purworejo bagian barat, yang berbatasan langsung dengan kabupaten Kebumen. Sesuai dengan namanya, dawet hitam ini terletak tepat di sebelah timur jembatan Butuh, Kabupaten Purworejo. Tepatnya terletak disebelah kanan jalan, jika anda melakukan perjalanan dari arah barat dan sebaliknya jika anda berasal dari arah Yogyakarta letak Dawet Hitam Jembatan Butuh ada di sebelah kiri jalan.


Anda tidak perlu meragukan lagi soal rasa dawet hitan tersebut, pokoknya dijamin maknyuss. Banyaknya jumlah konsumen yang selalu datang dan pergi, saya pikir sudah dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai rasa dan mengambil keputusan untuk segera menikmati Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh tersebut. Masih ragu-ragu juga, silakan datang saja ke lokasi dan buktikan apa yang telah saya rasakan. Karena hampir setiap minggu sekali saya dan teman-teman melintasi jembatan Butuh, yang berarti pula saya dan teman-teman harus parkir beberapa menit untuk menikmati dawet hitam di sebelah timur jembatan Butuh tersebut.

Selain rasa yang sangat nikmat, harganya pun masih sangat terjangkau oleh kantong kita. Harga untuk satu porsi, semangkok dawet hitam ini adalah Rp 2.500,-. (Kalau saya biasanya selalu nambah, soalnya mangkoknya kecil sih ..hehe). Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh ini juga menerima pesanan dari berbagai daerah khususnya orang-orang yang memiliki hajatan untuk resepsi pernikahan dan acara sejenis. Sebagai catatan Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh ini tidak membuka cabang di manapun, jadi anda jangan sampai keliru untuk menentukan pilihan. Jangan lupa pula, Dawet Hitam Asli Wetan Jembatan Butuh ini tutup rata-rata pukul 17.00, selepas jam tersebut saya jamin anda sulit menemukannya.

Terimakasih dan salam ..


sumber gambar :

5 komentar:

endanesia mengatakan...

di jatim ada nggak ya ? siapa tau buka cabang he he he

Andy mengatakan...

wah aku baru tahu mas ada dawet hitam,rasa enakan mana ya sama yg hijau ?

Rasimun Way mengatakan...

@endanesia : kayaknya belum ada sobat, masih belum buka cabang. Salam

Rasimun Way mengatakan...

@Andy : versi saya enakan yang hitam mas Andy, silakan dicoba saja ..

Riki Rohman S. mengatakan...

Saya udh pernah nyoba pak, memang rasanya mantap.

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...