Rabu, 30 Maret 2011

Pembiayaan Usaha


Konsep 6 M berupa Man, Money, Material, Machine, Method dan Market tidak pernah bisa kita tinggalkan dalam membahas hal yang berkiatan dengan usaha. Terkait dengan masalah money (pendanaan) dalam suatu badan usaha tertentu adalah yang mutlak, sebab semua aktivitas usaha memerlukan biaya misalnya untuk keperluan pembelian bahan baku, membayar gaji karyawan dan sebagainya.
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang telah terjadi atau yang diperkirakan akan terjadi, yang diukur dengan satuan uang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Usaha yang akan dijalankan dengan kesungguhan maka harus memerlukan perencanaan yang umumnya tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) meliputi anggaran biaya produksi, pemasaran, administrsi dan biaya umum lainnya.
Rencana Anggaran Biaya adalah segala bentuk perencanaan mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan yang dinyatakan dalam satuan uang.

Dalam hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu, biaya dapat dibedakan antara lain :
  1. Biaya yang manfaatnya habis digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode saat terjadinya. Untuk biaya semacam ini dikenal dengan istilah beban (expense).
  2. Biaya yang manfaatnya akan digunakan untuk memperoleh penghasilan pada periode yang akan datang atau biaya yang manfaatnya belum dapat dinikmati.

PENGGOLONGAN BIAYA
  1. Atas dasar obyek penggunaannya
    1. Biaya bahan baku, yaitu segala pengeluaran untuk pembelian bahan baku
    2. Biaya advertensi, yaitu biaya untuk keperluan advertensi
    3. Biaya lembur, yaitu biaya tambahan untuk karyawan yang bekerja diluar jam kerja normal
    4. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya untuk menggaji karyawan/tenaga kerja

  1. Atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan
    1. Biaya produksi, yaitu biaya yang terjadi adanya proses produksi. Biaya produksi dikelompokkan lagi menjadi Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Pabrik (BOP).
    2. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang terjadi karena adanya usaha untuk memperoleh dan memenuhi pesanan, misal biaya promosi, biaya angkut barang.
    3. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang terjadi karena adanua pengaturan, pengawasan dan tata usaha organisasi perusahaan yang bersangkutan, misal untuk gaji direksi, gaji pegawai administrasi dan biaya telepon.
  2. Atas dasar hubungannya denga sesuatu yang dibiayai
    1. Biaya langsung, yaitu biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai. Misal biaya produksi. Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya produksi langsung (terdiri dari biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung) dan biaya produksi tak langsung (terdiri dari biaya bahan penolong, tenaga kerja tak langsung dan biaya tak langsung lainnya).
    2. Biaya tak langsung, disebut juga biaya overhead pabrik yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pembuatan produk selain biaya lain dan biaya tenaga kerja langsung.

  1. Atas dasar hubungannya dengan volume kegiatan
    1. Biaya tetap, yaitu biaya yang tidak berpengaruh oleh perubahan volume kegiatan, misal biaya penyusutan aktiva tetap, biaya sewa dan asuransi
    2. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlahnya sebanding dengan perubahan volume kegiatan, misal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar.
    3. Biaya semivariabel atau  biaya campuran. Dikenal juga dengan istilah Mixed Cost yaitu biaya-biaya yang mempunyai unsur tetap dan variabel, misalnya biaya pengawasan.

ARUS KAS
Kas merupakan aktiva yang paling likuid, artinya semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan insidental. Penerimaan kas ke dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari :
  1. hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap
  2. penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik dalam bentuk kas
  3. pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek atau jangka panjang serta bertambahnya utang diimbangi dengan penerimaan kas.
  4. adanya penurunan aktiva lancar selain kas yang diimbangi adanya penerimaan kas, misal piutang turun karena ada pembayaran, atau persediaan barang dagangan berkurang karena ada penjualan tunai.
  5. adanya penerimaan kas karena sewa, bunga/deviden dan investasinya, sumbangan pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode sebelumnya.

Pengeluaran kas dapat disebabkan transaksi berikut :
  1. pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya
  2. penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pihak perusahaan
  3. pelunasan atau pembayaran angsuran jangka pendek atau panjang
  4. pembelia barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasional meliputi upah/gaji, pembelian peralatan kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan lainnya.
  5. Pembayara deviden, pajak dan denda-denda

BUDGET KAS
Yaitu perkiraan posisi kas pada suatu periode tertentu yang akan datang. Dengan menyusun budget kas, dapat diketahui kapan perusahaan akan dalam keadaan defisit atau surplus kas, sehinnga perusahaan dapat merencanakan penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit.
Budget kas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu  Perkiraan Penerimaan Kas dan Perkiraan Pengeluaran Kas.
TITIK PULANG POKOK (TPP)

Titik Pulang Pokok (TPP) disebut pula dengan Break Event Point (BEP) yaitu titik keseimbangan antara jumlah hasil penjualan dengan jumlah biaya produksi. Analisa BEP digunakan untuk mencari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan. Dengan kata lain analisi BEP merupakan pendekatan perencanaan keuntungan yang berorientasi pada hubungan antara biay dan penghasilan produksi.

Unsur-unsur dalam perhitungan analisis BEP diantaranya :
  1. penggolongan biaya dalam perusahaan menjadi biaya tetap dan biaya variabel
  2. besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah sebanding dengan volume penjualan
  3. besarnya biaya tetap secara total tidak berubah, meskipun terdapat perubahan volume produksi
  4. selama periode pelaksanaan analisis harga jual per unit tidak berubah
  5. perusahaan hanya memproduksi satu macam produk

Cara menghitung BEP :
  1. Atas dasar Kuantitatif (unit)

BEP (Q) =        FC
                       P – VC
Keterangan :
BEP (Q)           : jumlah unit produk yang dihasilkan/dijual
FC                   : Fixed Cost / biaya tetap
VC                   : Variabel Cost/Biaya variabel
P                      : Price / harga jual per unit

  1. Atas dasar penjualan dalam Rupiah

BEP (R)     =          FC
                              VC
                               S
Keterangan :
BEP (R)                 : Hasil penjualan dalam rupiah
FC                         : Fixed Cost / biaya tetap
VC                         : Variabel Cost = jumlah unit x biaya per unit
S                            : Volume penjualan

Tidak ada komentar:

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...