Sungguh betapa memprihatinkannya keadaan pendidikan di Indonesia ini, berbagai macam metode sudah dikeluarkan oleh para pakar pendidikan di Indonesia bahkan berapa kali kita ganti Kurikulum ada yang namanya KBK, KTSP dll, tapi itu semua tidak membuahkan hasil yang signifikan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, malah keaadaan pelajar kita semakin lama semakin parah, buktinya sajah banyak sekali kelakuan para pelajar yang melebihi batas dan bahkan sampaai berbuat kriminal, apalagi tauran yang hampir setiap hari terjdi dan bukan hanya pelajar perkotaan tetapi para pelajar di kampung-kampung pun sudah mulai terjangkit virus kriminal pelajar ini.
Sepertinya kita harus mulai respek dengan ancaman tersebut, karena mereka merupakan bagian dari penerus Bangsa kita, bahkan mungkin mereka tetangga kita, saudarakita atau mungkin anak kita yang tidak pernak kita awasi dalam pergaulannya. Oleh sebab itu mulailah kita bercermin dan mengkoreksi diri, karena kita semua merupakan bagian dari pendidik bagi mereka.
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi jiwa mereka sehingga mereka berbuat seperti itu, dan diantara faktor tersebut adalah :
1. Keluarga (Orang Tua)
Orang tua merupakan guru pertama dalam kehidupan setiap manusia, mengapa demikian ? Itu karena Orang tua lah yang pertamakali melakukan interaksi dengan jabang bayi, dari mulai di dalam kandungan sampai si anak dapat berjaalan dan berinteraaksi langsung terhadap lingkungannya. Bagaimana cara oraang tua mendidik si anak, bagai mana cara orang tua mencontohkan hal yang baik kepada anaknya, apa yang telah diajaarkaan terhadap anaknya, apakah sesuai antara ucapan orang tua terhadap anak dengan tingkahlakunya. dan tidaklaah mustahil ketika orang tua mengaajarkan anak untuk shalat tetapi orang tuaanya tidak mengerjaakannya dan si anak membantah dengan kata-kata “Bapak aja engga Shalat, ngapain Bapak nyuruh-nyuruh saya untuk Shalat, Bapak aja ngeroko, kenapa saya engga boleh” dsb.
Tidak hanya sebatas itu peran orang tua dalam mendidik anak. Saya jadi ingat Curhat orang tua siswa kepada saya, dia bilang saya sudah mengaajarkan anak saya hal yang baik-baik, saya juga sudah mencontohkan anak saya dengan peraangai baik didpannya tetapi kenapa anak ini selalu melawan dan membantah kepada saya, lalu saya bilang “maaf bu …. dalam mendidik anak itu memang sangat sulit dan penuh ujian keimanan mangkanya kita harus sabar dan banyak faktor yang membuat anak itu berlaku tidak baik, baik faktor Eksternal maupun faktor internal, seperti yang terlihat dan yang kita sadari seperti lingkungan pergaulan bahkan yang kita tidak sadari dan sangaat lembut dan samar sekali yaitu makanan yang kita berikan ke anak dan menjadi darah dan daging dalam tubuhnya apakaah halal, subhat, atau haram, karena itu sangaat mempengaruhi anak” lalu ibu itu terdiyaam. dan mssih banyak lagi.
2. Lingkungan
Lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak, karena seorang anak ketika mereka sudah mulaai besar dan mulai dapat bersosialisasi dengan lingkungan, maka lingkunganlah yang paling dominan mempengaruhi jiwa anak dibanding orang tua, contohnya : Apakah orang tua pernah mengajarkan anak kita berbicara kotor’ dan berbicara dengan bahasa ragunan’, tetapi sering orang tua kaget mendengar anaknya mengucapkannya ketika anak kesal terhadap teman mainnya. Oleh karena itu orng tua wajib waspada dan memberikan lingkungan yang baik terhadap anak, setidaknya memantau anak dari negatifnya lingkungan sekitar.
3. Guru (Ketika di Sekolah)
Tidak ketinggalan, profesi seorang guru memang berat bagi segelintir orang, dan sangat ringan bagi kebanyakan orang. Mengapa demikian?
* berat ketika seorang guru mengerti tugasnya dengan baik
* Ringan ketika hanya memegang kapur tulis dan menggugurkan kewajibannya di depan kelas
Guru merupakan profesi yang paling mulia, karena ditangan merekalah harapan Bangsa, Keluarga dan bahkan Orang tua berada. ketika si anak berangkat kesekolah untuk menuntut ilmu maka dimulailah keberkahan dan pahala mengalir dan bahkan ketika ilmu yang didapat dimanfaatkan maka sampai si anak wafat barulah putus pahalanya. Subhanallah…………
Tetapi itu semua jauh dari kenyataan, apa yang sudah saya katakan diatas bahwa sebagian besar guru sekarang ini melakukan tugas hanya menggugurkan kewajiban bahkan lebih parah dari itu.
Seorang guru harus menjadi figur bagi para siswanya, tingkah laku guru harus benar-benar terjaga agar memiliki wibawa sehingga para siswa ta’dzim terhadap gurunya, tetapi sangatlah tidak mungkin seorang siswa dapat ta’dzim terhadap gurunya apa bila tingkah laku gurunya tidak dapat dijadikan figur. Banyak sekali larangan atau aturan-aturan yang dibuat di setiap sekolah tetapi malah gurunya sendiri tidak yang paling utama melanggarnya, contoh dilarang merokok, tidak boleh berbicara kasar ataupun kotor, dan banyak yang lainnya, dan yang sering guru lupakan bahwa pengajaran yang terbaik adalah dengan sikap kita, karena sikap lebih penting dibanding ucapan.
Ada sebuah fakta membuktikan dimana kemaksimalan loyalitas dan tanggung jawab seorang guru dapat merubah akhlaq anak 180 derajat menjadi lebih baik, dan itu saya dan teman-teman merasakannya. Itu berawal dari kekecewaan kami terhadap sekolah-sekolah yang tidak dapat tegas terhadap komitmen para guru dan komitmen para pelajar yang mengakibatkan buruknya hasil yang diperoleh dari sekolah tersebebut (lulusan-lulusan yang tidak bermutu dalam akhlaq dan ilmu pengetahuan) dan pada akhirnya kami sepakat membuat sekolah sendiri yang bernama SMK Islam Lukman Al Hakim yang sangat sederhana tapi istimewa yang bertempat di Kemang di depan perumahan Bilabong Bogor, kami bermodalkaan niat yang kuat disamping komitmen para guru yang berdidikasi tinggi terhadap tugas guru yang akan di emban, dalam jangka kurang lebih tiga bulan anak-anak sudah konsisten menggunakan pakaian yang menutupi aurat baik disekolah maupun di rumah, yang sebelumnya mereka masih mengenakan pakian pendendek bahkan ada yang menggunakan celana ketat diatas lutut, Subhanallah perubahan yang sangat signifikan dan semua itu karena hidayah Allah.
Dari sedikit kisah kami diatas maka kita tahu betapa besarnya pengaruh seorang guru terhadap pekembangan akhlaq mereka, oleh karena itu bagi para guru mulailah kita mengajar semaksimal mungkin dengan rasa tanggung jawab, bahwa para siswa merupakan amanah dari Allah untuk kita didik.
Hanya sedikit yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat.
source
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi jiwa mereka sehingga mereka berbuat seperti itu, dan diantara faktor tersebut adalah :
1. Keluarga (Orang Tua)
Orang tua merupakan guru pertama dalam kehidupan setiap manusia, mengapa demikian ? Itu karena Orang tua lah yang pertamakali melakukan interaksi dengan jabang bayi, dari mulai di dalam kandungan sampai si anak dapat berjaalan dan berinteraaksi langsung terhadap lingkungannya. Bagaimana cara oraang tua mendidik si anak, bagai mana cara orang tua mencontohkan hal yang baik kepada anaknya, apa yang telah diajaarkaan terhadap anaknya, apakah sesuai antara ucapan orang tua terhadap anak dengan tingkahlakunya. dan tidaklaah mustahil ketika orang tua mengaajarkan anak untuk shalat tetapi orang tuaanya tidak mengerjaakannya dan si anak membantah dengan kata-kata “Bapak aja engga Shalat, ngapain Bapak nyuruh-nyuruh saya untuk Shalat, Bapak aja ngeroko, kenapa saya engga boleh” dsb.
Tidak hanya sebatas itu peran orang tua dalam mendidik anak. Saya jadi ingat Curhat orang tua siswa kepada saya, dia bilang saya sudah mengaajarkan anak saya hal yang baik-baik, saya juga sudah mencontohkan anak saya dengan peraangai baik didpannya tetapi kenapa anak ini selalu melawan dan membantah kepada saya, lalu saya bilang “maaf bu …. dalam mendidik anak itu memang sangat sulit dan penuh ujian keimanan mangkanya kita harus sabar dan banyak faktor yang membuat anak itu berlaku tidak baik, baik faktor Eksternal maupun faktor internal, seperti yang terlihat dan yang kita sadari seperti lingkungan pergaulan bahkan yang kita tidak sadari dan sangaat lembut dan samar sekali yaitu makanan yang kita berikan ke anak dan menjadi darah dan daging dalam tubuhnya apakaah halal, subhat, atau haram, karena itu sangaat mempengaruhi anak” lalu ibu itu terdiyaam. dan mssih banyak lagi.
2. Lingkungan
Lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak, karena seorang anak ketika mereka sudah mulaai besar dan mulai dapat bersosialisasi dengan lingkungan, maka lingkunganlah yang paling dominan mempengaruhi jiwa anak dibanding orang tua, contohnya : Apakah orang tua pernah mengajarkan anak kita berbicara kotor’ dan berbicara dengan bahasa ragunan’, tetapi sering orang tua kaget mendengar anaknya mengucapkannya ketika anak kesal terhadap teman mainnya. Oleh karena itu orng tua wajib waspada dan memberikan lingkungan yang baik terhadap anak, setidaknya memantau anak dari negatifnya lingkungan sekitar.
3. Guru (Ketika di Sekolah)
Tidak ketinggalan, profesi seorang guru memang berat bagi segelintir orang, dan sangat ringan bagi kebanyakan orang. Mengapa demikian?
* berat ketika seorang guru mengerti tugasnya dengan baik
* Ringan ketika hanya memegang kapur tulis dan menggugurkan kewajibannya di depan kelas
Guru merupakan profesi yang paling mulia, karena ditangan merekalah harapan Bangsa, Keluarga dan bahkan Orang tua berada. ketika si anak berangkat kesekolah untuk menuntut ilmu maka dimulailah keberkahan dan pahala mengalir dan bahkan ketika ilmu yang didapat dimanfaatkan maka sampai si anak wafat barulah putus pahalanya. Subhanallah…………
Tetapi itu semua jauh dari kenyataan, apa yang sudah saya katakan diatas bahwa sebagian besar guru sekarang ini melakukan tugas hanya menggugurkan kewajiban bahkan lebih parah dari itu.
Seorang guru harus menjadi figur bagi para siswanya, tingkah laku guru harus benar-benar terjaga agar memiliki wibawa sehingga para siswa ta’dzim terhadap gurunya, tetapi sangatlah tidak mungkin seorang siswa dapat ta’dzim terhadap gurunya apa bila tingkah laku gurunya tidak dapat dijadikan figur. Banyak sekali larangan atau aturan-aturan yang dibuat di setiap sekolah tetapi malah gurunya sendiri tidak yang paling utama melanggarnya, contoh dilarang merokok, tidak boleh berbicara kasar ataupun kotor, dan banyak yang lainnya, dan yang sering guru lupakan bahwa pengajaran yang terbaik adalah dengan sikap kita, karena sikap lebih penting dibanding ucapan.
Ada sebuah fakta membuktikan dimana kemaksimalan loyalitas dan tanggung jawab seorang guru dapat merubah akhlaq anak 180 derajat menjadi lebih baik, dan itu saya dan teman-teman merasakannya. Itu berawal dari kekecewaan kami terhadap sekolah-sekolah yang tidak dapat tegas terhadap komitmen para guru dan komitmen para pelajar yang mengakibatkan buruknya hasil yang diperoleh dari sekolah tersebebut (lulusan-lulusan yang tidak bermutu dalam akhlaq dan ilmu pengetahuan) dan pada akhirnya kami sepakat membuat sekolah sendiri yang bernama SMK Islam Lukman Al Hakim yang sangat sederhana tapi istimewa yang bertempat di Kemang di depan perumahan Bilabong Bogor, kami bermodalkaan niat yang kuat disamping komitmen para guru yang berdidikasi tinggi terhadap tugas guru yang akan di emban, dalam jangka kurang lebih tiga bulan anak-anak sudah konsisten menggunakan pakaian yang menutupi aurat baik disekolah maupun di rumah, yang sebelumnya mereka masih mengenakan pakian pendendek bahkan ada yang menggunakan celana ketat diatas lutut, Subhanallah perubahan yang sangat signifikan dan semua itu karena hidayah Allah.
Dari sedikit kisah kami diatas maka kita tahu betapa besarnya pengaruh seorang guru terhadap pekembangan akhlaq mereka, oleh karena itu bagi para guru mulailah kita mengajar semaksimal mungkin dengan rasa tanggung jawab, bahwa para siswa merupakan amanah dari Allah untuk kita didik.
Hanya sedikit yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat.
source