Dalam buku petunjuk tentang pendidikan kecakapan hidup atau sering di sebut dengan istilah life skills, disebutkan bahwa menurut Broling (1989) “Life Skills” adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri. Broling mengelompokkan Life Skills kedalam tiga kelompok kecakapan yaitu, kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan untuk bekerja (occupational skill).
Penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup dapat diterapkan pada lembaga pendidikan informal berupa tempat kursus ataupun lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah. Pendidikan kecakapan hidup merupakan upaya nyata untuk mendidik dan melatih warga masyarakat agar menguasai bidang-bidang keterampilan tertentu sesuai dengan kebutuhan, bakat-minat, dan peluang kerja/usaha mandiri yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja baik di sektor formal maupun informal sesuai dengan peluang kerja (job opportunities) atau usaha mandiri.
Salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup di sekolah khususnya untuk program keahlian Tata Boga yaitu pemberian pendidikan dan pelatihan pembuatan berbagai produk makanan ringan, aneka kue kering dan berbagai makanan Indonesia ataupun Kontinental. Setiap peserta didik diharapkan mampu menguasai seluruh kompetensi yang ada baik secara teori sampai pada pembuatan produk nyata. Pada proses evaluasi kegiatan ini dalam bentuk Uji Kompetensi, sekolah dapat bekerja sama dengan dunia usaha/dunia industri (DUDI) yang terkait.
Sebagai media pengembangan kegiatan pendidikan dan pelatihan maka perlu wadah berupa unit produksi. Unit produksi inilah yang akan mengelola beberapa produk dari peserta didik untuk dipasarkan pada masyarakat umum. Dalam pelaksanaannya maka peserta didik dituntut memiliki rasa bertanggung jawab, semangat, kerja keras, cekatan dan kreativitas. Melalui unit produksi ini peserta didik dilatih untuk mampu menguasai beberapa kompetensi, dari penentuan pembiayaan, pembuatan produk sampai pada proses distribusi produk.
Produksi aneka kue kering peserta didik |
Harapan terakhir, seusai lulus dari sekolah asal maka setidaknya peserta didik telah mempunyai kecakapan hidup (life skills) dan berbagai kompetensi yang dapat dikembangakan dalam hidup di masyarakat dalam bentuk berwirausaha atau usaha mandiri. Inilah urgensi pendidikan kecakapan hidup yang telah dikembangkan oleh Kemendikbud beberapa tahun silam.
Salam ..
4 komentar:
iya gan, makanya pemerintah meprogamkan SMK bisa itu gan...
itu softskill berarti ya? emang, di sekolah2 ga ada pelajaran softskill atau melatih softskill. kebanyakan hanya pelajaran biasa saja. #hanyaopini
@Karim : Ok sip, terimakasih banyak
@urangblogger : kalo di SMK softskill wajib gan, justru nilai plusnya di situ. Thanks
Posting Komentar