Minggu, 04 Desember 2011

Nikmatnya Durian Bocor

Tidak ada rencana, semua serba dadakan. Usai melaksanakan aktivitas rutin di sekolah, bersama empat orang lainnya saya berkesempatan berkunjung dan bermain ke rumah seorang teman di Bocor. Ada yang belum tahu Bocor ? Bocor adalah sebuah desa di daerah pesisir selatan wilayah Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen. dan berjarak kurang lebih 12 kilometer dari pusat kota Kebumen. Di Bocor ini pula terdapat sebuah pantai nan elok yang dikenal dengan Pantai Bocor.

Kunjungan saya dan empat orang teman lain yang dadakan ini bukan tanpa tujuan jelas. Rumah asri, halaman yang luas, banyak pohon peneduh dan pohon-pohon yang saat itu sedang berbuah semisal durian, manggis, rambutan dan juga mangga. Itulah yang menjadi alasan kedatangan kami semua, ingin menikmati suasana yang lain daripada yang biasanya. Suasana yang seperti inilah yang dapat mengurangi penat dan kejenuhan dari aktivitas rutin.
Menikmati durian Bocor
Lesehan di teras sang pemilik rumah, bersenda gurau, tertawa dan banyak cerita lainnya. Tak lama kemudian sang pemilik rumah membawakan beberapa buah durian untuk dinikmati. Hmmm .. mantap sekali. Dari aromanya tak terbayang rasanya. Ketika buah durian dibelah seketika itu juga, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskannya. Hingga akhirnya kami pun harus membelahnya lagi. Hmm.. mantap sekali. Nikmatnya buah durian Bocor. Belum puas dengan durian, dua orang teman mencoba mencari galah dari bambu untuk "memanen" buah manggis, sementara saya fokus dengan galah untuk mendapatkan buah durian yang bergelantungan dengan plastik rafia. "Jika buah durian sudah terlepas dari tangkainya dan bergelantungan berarti buah durian itu sudah matang," itu pesan sang pemilik rumah. 
Senyuman, usai menikmati durian Bocor
Sayang saya hanya mendapatkan satu buah durian, sebenarnya banyak buah durian yang sudah matang namun karena keterbatasan khusus, maklum tidak bisa memanjat sehingga harus memanggil tenaga khusus untuk memanjatnya. Beberapa jam sambil menunggu tenaga pemanjat, kami masih bisa menikmati buah-buahan lain yang sudah dipetik yaitu manggis dan juga rambutan.

Akhirnya benar-benar menggembirakan, usai pemanjat selesai melakukan tugasnya alhamdulillah terkumpul 14 buah durian yang siap untuk dimakan. Tetapi karena perut sudah terisi banyak dengan buah-buahan, membawa pulang tentu merupakan sebuah keputusan yang tidak keliru. Pada kesempatan terakhir, hal yang paling sulit adalah melakukan negosiasi harga khusus untuk durian, serba ribet dan serba tak mengenakkan. Harga sebuah persahabatan memang tidak bisa diukur dengan nilai berbentuk kebendaan.

 

9 komentar:

eMingko Blog mengatakan...

saya kira belah durian lalu bosor :D
byk amat duriannya, minta 1 dong kirim lewat email hahaha...
jgn lpa mmpir ke eMingko Blog

JIMMY mengatakan...

haduh jadi ngiler pengen durian nih..
udah lama gak makan durian :(

SALAM,

Anonim mengatakan...

durian emang unik, ada banyak org yang gag suka sama durian, namun kalo org yg suka, pasti bisa tergila-gila. :D

stupid monkey mengatakan...

wah ... jadi ngiler, kirim dong satu hehehe ...

Rasimun Way mengatakan...

eMingko : silakan menuju TKP, harga bersahabat. Hehe..

Rasimun Way mengatakan...

@Jimmy : mumpung lagi musim, saatnya menikmatinya. Salam..

Rasimun Way mengatakan...

@agfian : memang betul begitu, ada yg alergi tapi banyak pula yang sangat menyukainya.

Rasimun Way mengatakan...

@stupid monkey : cukup saya kirim aromanya saja yaa..hehe

Andy mengatakan...

jadi ngiler pak liat duren'a,hehehe
tuh durian ayep kagak pak kira2,soalnya kebanyakan yg aku temui ayep rasanya

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...