Yakin seyakin-yakinnya bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan suatu kesalahan, baik karena hal-hal yang disengaja ataupun faktor ketidaksengajaan. Namun demikian unsur kesengajaan atau tidak, kesalahan tetap sebuah kesalahan, tidak serta merta berubah menjadi kebenaran walau dalih ketidaksengajaan menjadi tameng pembenaran.
Hal yang patut kita pelajari bersama adalah sulitnya mengakui kesalahan diri kita masing-masing. Maka benar adanya tentang peribahasa "Gajah dipelupuk mata tak tampak, semut diseberang lautan terlihat jelas" atau "Lempar batu sembunyi tangan". Sekecil apapun tercatat dengan jelas berbagai kesalahan orang lain yang tertumpuk dalam memori kita , namun melupakan apa yang menjadi kesalahan kita sendiri. Kecenderungan seperti itu biasanya sering terjadi. Manusia umumnya hanya bisa melihat serta menunjuk apa yang menjadi kekurangan orang lain, namun sayangnya kita sendiri melupakan kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan.
Terlampau mahalkah arti sebuah pengakuan terhadap suatu kesalahan. Bukankah hal yang manusiawi jikalau kita melakukan sebuah kesalahan. Namun perlu dicatat jangan jadikan alasan manusiawi ini sebagai dalih untuk bersembunyi di balik kesalahan. Jadi tidak ada salahnya kita untuk berlatih dan belajar mengakui sebuah kesalahan yang telah kita lakukan. Mengelak atau menimpakan resiko dari kesalahan yang telah kita lakukan kepada orang lain adalah pertanda bahwa kita sebenarnya tidak memiliki kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas. Dalam hal ini saya lebih senang dengan menyebutnya sebagai aktivitas yang tidak kita sadari yaitu berupa pembunuhan karakter positif yang telah kita miliki. Jadi mengapa harus takut dengan kesalahan ?
Menyadari dan mengakui akan kesalahan yang telah diperbuatnya adalah hal yang sangat positif. Karena sebenarnya banyak hal yang dapat kita peroleh dari sebuah kesalahan. The Power of 'Salah'. Kesalahan dapat memberikan energi positif yang sangat dahsyat. Kesalahan layaknya sebuah cermin. Kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dapat diidentifikasi dan sekaligus dapat menjadi stimulus atau rangsangan untuk memperbaiki segala kekurangan sehingga suatu saat dapat mencapai keberhasilan.
Kesalahan adalah proses pembelajaran. Ketika seseorang berusaha untuk membuat produk tertentu, pada tahap awal hasilnya kurang layak, atau katakanlah sangat tidak layak. Perbaikan demi perbaikan dilakukan melalui sebuah proses yang berulang-ulang dan pada akhirnya memperoleh hasil yang diharapkan. Jadi mengapa kita harus takut dengan kesalahan ?
Sebagai penutup, saya salin kembali tulisan yang ada di buku agenda pribadi yang telah usang, berkenaan dengan kata-kata motivasi dari seorang Siti Hardiyanti Rukmana putri almarhum presiden Soeharto. Semoga dapat dapat berguna bagi kita semua. Salam ..
Akhir Juli '95
Kesalahan adalah kesalahan. Bisa karena salah menghitung, atau salah berpikir. Tetapi itu bukan kegagalan. Kegagalan adalah bila kita tidak berhasil mengidentifikasikan penyebab kesalahan. Kegagalan adalah bila kita mengulangi kesalahan serupa berulang-ulang (Siti Hariyanti Rukmana).
4 komentar:
tulisannya bgus om :) saya tunggu updatenya...
jgn lupa mampir ke eMingko Blog
Kebanyakan orang takut salah karena sedari kecil kita banyak diajar oleh ortu kita bahwa kita tidak boleh melakukan kesalahan, sehingga saat kita besar menjadi takut melakukan kesalahan. Padahal dengan kesalahan kita akan banya belajar. Setuju dengan sampeyan mas.
@emingko : terima kasih alias matur nuwun
@dewa made : ortu terkadang menuntut kita untuk perfect, namun kita juga harus menyadari tidak semua harapan dapat dicapai dengan mulus. Sesekali kita dapat terpeleset, dan bukankah orang tidak mau terpeleset yang kedua kalinya. Inilah proses pembelajaran. Salam ..
Posting Komentar