Sebuah survei yang pernah dilakukan oleh sebuah konsultan bisnis di Amerika beberapa waktu lalu meneliti tentang wanita pebisnis dilakukan untuk mengukur antara lain profil risiko wanita pengusaha, struktur manajemen wanita pemilik bisnis, serta akses mereka kepada modal utang dan modal saham.
Survei yang dilakukan terhadap 650 responden di 35 negara tersebut menunjukkan beberapa hasil yang menggembirakan. Banyak hal menunjukkan kekuatan yang dimiliki wanita untuk mendorong kesuksesan.
Hasil pertama yang didapatkan adalah dalam hal demografi dan pendidikan. Dapatkah perempuan menikah, memiliki anak dan menjadi pengusaha sukses? Demikian pertanyaan pertama yang ingin dilihat dari survei tersebut. Ternyata hasilnya, sekitar 68% wanita pemilik bisnis yang disurvei telah menikah. Dan lebih dari 67% wanita pebisnis yang disurvei telah memiliki anak. Ditemui juga korelasi yang tinggi antara pendidikan dan kewirausahaan, dengan 40% wanita pebisnis yang disurvei telah menyelesaikan post-graduate mereka.
Memasuki karakteristik bisnis, lebih dari 60% wanita pebisnis tercatat telah beroperasi 6 tahun atau lebih. Satu hal yang cukup mengagetkan, hampir 40% dengan kateogri pendapatan bisnis terbilang tinggi (lebih dari US$6 juta) memulai bisnis mereka pada saat mereka berumur antara 20 hingga 29 tahun. Banyak responden yang mengatakan bahwa mereka ingin telah memulai usaha lebih awal dalam karir mereka.
Ketika ditanya tentang tujuan utama memulai bisnis, sementara 83% responden dari kelas bisnis paling kecil memiliki tujuan untuk mendapatkan pendapatan yang cukup untuk menyediakan kehidupan yang nyaman, hanya 40% dari kelas bisnis pendapatan terbesar memilih hal serupa. Kelas bisnis dengan pendapatan besar ini juga menginginkan membangun bisnis dan menjualnya untuk mencukupi uang untuk pensiun dan mendirikan sebuah bisnis untuk terus berlanjut ke generasi masa depan.
Studi kewirausahaan sering mencoba mengidentifikasi karakteristik yang berbeda antara wirausahawan dan pengamatan mereka dalam perusahaan. Sering dikutip bahwa wirausaha lebih toleran terhadap risiko, intuitive, optimistis dan percaya diri sebagai pajangan karakteristik. Sering diasumsikan bahwa wanita lebih menolak risiko ketimbang pria. Meskipun survei ini tidak melibatkan pria sebagai responden, namun hasilnya mengindikasikan bahwa wanita pebisnis adalah pengambil risiko. Salah satunya, ketika merespon pertanyaan seberapa banyak risiko telah diambil untuk memulai dan memperluas bisnis, dua respon teratas memberikan jawaban ‘menggunakan sampai dengan 95% simpanan pribadi dan menggunakan rumah sebagai jaminannya.
Wanita pebisnis juga cenderung menyukai informasi faktual melebihi inutisi ketika berhadapan dengan pengembilan keputusan penting dalam bisnis. 39% dari responden bersandar pada informasi berdasarkan fakta pada level yang sama, sedangkan 21% bersandar pada intuisi. Begitu bisnis bertambah besar, intuisi memainkan sebuah peraturan lebih besar dalam membuat keputusan.
Hampir 85% responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa wanita pebisnis percaya diri dengan kemampuan mereka untuk sukses. Sementara untuk pernyataan bahwa mereka adalah sangat optimistik, terdapat 80% yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 54% mengharapkan bahwa bisnis mereka akan tumbuh lebih dari 10% pada satu tahun mendatang.
Selanjutnya menjawab pertanyaan faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan. Tiga alasan teratas untuk pertumbuhan pendapatan yang positif untuk semua responden adalah strategi pasar yang baru, strategi aliansi dan meningkatkan produk/layanan. Lebih dari 44% responden dengan bisnis lebih dari US$1 juta menamakan sebuah peningkatan penjualan sebagai faktor paling penting yang memimpin pertumbuhan pendapatan yang positif. Pelayanan pelanggan yang lebih baik juga dirangking tinggi oleh semua responden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar