Setelah memperkenalkan diri, sang guru segera mengabsen satu persatu murid-muridnya. Awalnya sang guru bersikap biasa saja karena nama-nama yang dipanggil adalah nama yang begitu familiar. Ani, Budi, Cinthya, Dodi dan lain-lainnya. Ketika sampai pada nomor urut absen 30, sang guru agak ragu mengabsen.
Guru : “Smary Saklitunov !”
Murid : "Hadir bu." (sambil mengacungkan tangan)
Sang guru rupanya tertarik dengan sebuah nama, dan dengan penasaran si guru lalu memanggil muridnya.
Guru : “Smary Saklitunov, coba kemari!”
Murid : “Ya bu, saya.”
Guru : “Sini kamu nak, kamu keturunan Yugoslavia yach?”
Murid : “Nggak bu, asli Kebumen!”
Guru : “Lalu kenapa nama kamu Smary Saklitunov?”
Murid : “Oo…itu bu, Smary itu singkatan dari nama bapak saya (S)artono dan ibu saya (Mary)amah.
Guru : “Mmmm…lalu Saklitunov?”
Murid : “Sabtu Kliwon Tujuh November.”
Hehehehehe ....
Guru : “Smary Saklitunov !”
Murid : "Hadir bu." (sambil mengacungkan tangan)
Sang guru rupanya tertarik dengan sebuah nama, dan dengan penasaran si guru lalu memanggil muridnya.
Guru : “Smary Saklitunov, coba kemari!”
Murid : “Ya bu, saya.”
Guru : “Sini kamu nak, kamu keturunan Yugoslavia yach?”
Murid : “Nggak bu, asli Kebumen!”
Guru : “Lalu kenapa nama kamu Smary Saklitunov?”
Murid : “Oo…itu bu, Smary itu singkatan dari nama bapak saya (S)artono dan ibu saya (Mary)amah.
Guru : “Mmmm…lalu Saklitunov?”
Murid : “Sabtu Kliwon Tujuh November.”
Hehehehehe ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar