Ketika sang pacar secara tiba-tiba dipecat dari perusahaan tempat kerjanya maka Robi pun mempertanyakan kejelasan berita itu kepada sang pacar, Ambar.
Robi : "Kenapa bisa terjadi seperti itu, apa salahmu ?"
Ambar : "Mungkin hanya karena campur tangan istri si bos saja yang judes, selama ini bos sangat baik."
Amarah Robi mulai naik, sambil bersungut-sungut.
Robi : "Perusahaan macam apa itu, sudah memecat semaunya tanpa pesangon lagi !!"
Ambar mulai mendekat ke Robi dan ia pun berkata sangat lirih.
Ambar : " Mas, sebenarnya saya sudah dapat pesangon dari si bos dan bagiku pesangon yang saya terima itu tak ternilai harganya."
Emosi Robi mulai turun dan kemudian bertanya, "Mengapa kau tak mengatakannya dari tadi ??"
Ambar tak kuasa menjawab, air mata keluar membasahi pipinya. Melalui bahasa tubuhnya, dua tangannya mengelus perut yang sedang membuncit mempertegas dan memperjelas tentang pesangon dari si bos yang sudah beberapa bulan. Gubrakkkkk !!!!
Robi : "Kenapa bisa terjadi seperti itu, apa salahmu ?"
Ambar : "Mungkin hanya karena campur tangan istri si bos saja yang judes, selama ini bos sangat baik."
Amarah Robi mulai naik, sambil bersungut-sungut.
Robi : "Perusahaan macam apa itu, sudah memecat semaunya tanpa pesangon lagi !!"
Ambar mulai mendekat ke Robi dan ia pun berkata sangat lirih.
Ambar : " Mas, sebenarnya saya sudah dapat pesangon dari si bos dan bagiku pesangon yang saya terima itu tak ternilai harganya."
Emosi Robi mulai turun dan kemudian bertanya, "Mengapa kau tak mengatakannya dari tadi ??"
Ambar tak kuasa menjawab, air mata keluar membasahi pipinya. Melalui bahasa tubuhnya, dua tangannya mengelus perut yang sedang membuncit mempertegas dan memperjelas tentang pesangon dari si bos yang sudah beberapa bulan. Gubrakkkkk !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar