Obyek Wisata di Kabupaten Kebumen, cukup banyak aneka ragamnya. Ada Obwis (obyek wisata) Pantai atau laut, gua, Wadhuk atau bendungan, Wisata Kebumian dan yang terakhir adalah Obwis Pemandian Air Panas Krakal. Obwis ini bisa dikatakan sebagai Wisata Medis, karena orang yang datang ke tempat tersebut adalah untuk berobat.
Penyakit yang bisa diobati di sini memang khusus, yakni penyakit kulit. Tetapi, kenapa harus mengobati penyakit kulit saja kok harus di PAP (Pemandian Air Panas), ada baiknya kalau menyimak sedikit legenda yang terjadi di Obwis tersebut.
Menurut cerita orang tua, sekalipun bukan cerita baku, tetapi di tempat tersebut pernah ada suatu keajaiban. Konon, ada seorang dari keluarga Kerajaan dari Kartosuro, namun siapa nama yang menderita penyakit kulit. Sudah banyak tabib dan orang pintar lain yang dimintai tolong, tetapi semuanya tak bisa menyembuhkan.
Tentu saja, keluarga Raja tersebut menjadi bingung. Akhirnya diputuskan untuk melakukan semedi atau bertapa. Dalam keheningan semedinya ini terdengar lamat-lamat ada suara yang tak tahu dari mana asal suara tersebut. Namun suara tersebut sangat jelas, bahwa penyakit kulit yang diderita keluarga Keraton tersebut bisa disembuhkan.
Syaratnya, orang yang dimaksud harus dimandikan di sebuah sungan yang katanya diberi nama Kali Asin. Namun dalam ilham atau wisik tersebut tak dijelaskan dimana tempatnya. Untuk keperluan tersebut, Pangeran Juru mendapat perintah untuk melacak tempat yang dimaksud, yakni tempat penyembuhan penyakit kulit yang diderita keluarga Keraton Kartosuro.
AIR MUJARAB
Dalam perjalanannya, Pangeran Juru sambil mencari sisik melik letak Kali Asin yang dimaksud. Seperti ada yang menuntunnya, Pangeran ini sampai di sebuah tempat, di mana tempat tersebut ada dua buah beliknya dan airnya hangat. Tetapi, air hangat yang diduga bisa menyembuhkan penyakit kulit ini memang terasa agak asin.
Secara logika, air yang memang diketahui mengandung zat belerang ini memang terasa agak asin. Akhirnya, Pangeran Juru ini meyakinkan dirinya sendiri, bahwa yang dimaksud Kali Asin, karena memang tak ditemukan di daerah tersebut adalah tempat dua buah belik yang ditemukan itu.
Benar juga, Keluarga Keraton Kartosuro yang menderita penyakit kulit ini, setelah diberi air dari tempat tersebut, penyakit kulitnya itu akhirnya sembuh. Karena tempat tersebut sekitarnya banyak terdapat batu kerikil, atau penduduk setempat menyebutnya brangkal, maka tempat tersebut diberinya nama krakal.
Hutan Belantara
PAP Krakal yang terletak di sebelah timur laut Kota Kebumen, juga ada cerita sendiri. Katanya, tempat tersebut dulunya ditemukan oleh seorang penggembala sapi. Hanya saja, siapa nama penggembala yang dimaksud sudah tak jelas lagi. Konon, waktu itu kawasan tersebut masih berupa Hutan Belantara.
Dalam kelelahan menggembala sapinya ini, ternyata hewan kesayangannya ini menuju sebuah tempat yang tidak diketahui. Tempat tersebut tak lain berupa belik yang akhirnya digunakan untuk minum oleh sapi-sapi gembalanya itu. Cukup mengagetkan memang, sebab di tengah hutan tersebut ada belik air.
Penemuan tersebut akhirnya dilaporkan pada Kepala Desa setempat. Menurut catatan, penemuan terebut pada tahun 1901. Kemudian, tempat belik yang mengandung air mujarab ini oleh Pemerintah Belanda dibangun, yakni tahun 1905, atau empat tahun setelah penemuan belik tersebut.
Jadi Obwis Oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen, tempat tersebut kemudian dijadikan sebuah Obwis, untuk melengkapi obwis yang telah ada dan dikelola. Tentu, bangunan Belanda sudah tak banyak yang nampak di sini, tetapi masih terlihat sebuah sumur yang cukup lebar. Sumur tersebut setiap tahun dikuras.
Selain untuk mencaga kebersihan sumur, di dalam sumur tersebut terdapat banyak sekali uang logam yang memang dimasukkan oleh pengunjung PAP Krakal. Kepercayaannya, setiap habis mandi di tempat tersebut harus membuang uang logam di sumur tua ini yang tentu saja airnya juga sama dengan air di belik tempat tersebut.
Sumur tua ini mempunyai kedalaman 5 meter. Sedang dua buah belik yang berada di sebelah baratnya, kedalamannya hanya 0,5 meter dan pengurasannya setengah tahun sekali. Untuk keperluan tersebut ada sesaji khusus, yakni berupa ayam jago putih dan bebek jantan putih dengan tamu undangan 50 orang.
Anehnya, air di tempat tersebut tak pernah kering sekalipun musim kemarau datang berkepanjangan. Air mujarab di PAP Krakal ini tetap berisi dan siap bila ada yang akan menggunakan untuk mandi. Air akan surut sedikit, bila pengunjung Obwis tersebut cukup padat. Sepertinya kalau musim Lebaran tiba.'
Kamar VIP Dinas Pariwisata (Diparta) Kabupaten Kebumen rupanya tak mau kalah dengan sebutan nama-nama kamar hotel. Untuk itu pula, di PAP Krakal ada juga kamar mandi VIP. Tentu saja, tarip kamar VIP ini lebih mahal dari kelas-kelas kamar yang ada.
Saat ini kamar mandi yang dibangun baru ada 18 buah kamar mandi. TErmasuk dua diantaranya berupa kamar VIP. Sedang untuk kamar kelas satu jumlahnya ada 13 buah kamar. Ini digunakan untuk mandi bagi mereka yang peralatannya yanga ada memang cukup memadai. Sementara tiga kamar yang dikatakannya sebagai kamar mandi kelas dua, ternyata khusus digunakan untuk mandi mereka yang memang menderita penyakit kulit cukup parah. Tetapi kebanyakan penderita penyakit kulit ini bisa sembuh di tempat tersebut.
Pengunjung yang datang ke tempat tersebut memang kebanyakan rombongan keluarga. Tujuannya juga khusus, yakni untuk berobat penyakit kulit yang diderita. Tetapi, perjalanan menuju tempat PAP Krakal ini juga bisa menyaksikan panorama alam pengunjung yang indah yang membentang sebelah utara.
Inilah salah satu Obwis peninggalan Belanda yang kini telah banyak dipugar oleh Pemda Kebumen. Bisa saja tempat ini disebut wisata medis, tetapi yang jelas, kehangatan air di PAP Krakal ini menjanjikan suatu yang lain bagi pengunjung yang datang ke tempat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar