Jumat, 03 Februari 2012

Pramuka, Model Pendidikan Budi Pekerti

Saya pikir hampir sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal kegiatan kepramukaan atau Gerakan Pramuka. Kegiatan kepramukaan sangat tidak asing lagi bagi kita semua, terlebih bagi mereka-mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal yang dimulai dari pendidikan dasar. Di level pendidikan dasar inilah para siswa mulai dikenalkan  kegiatan kepramukaan yang pada prinsipnya melalui kegiatan ini peserta diharapkan dapat menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta memiliki rasa cinta tanah air.

Kini, ketika banyak para pesohor negeri kita yang notabene para akademisi berbicara tentang pendidikan karakter, maka sekonyong-konyong istilah pendidikan karakter pun menjadi booming dan begitu familiar di telinga kita. Ini semua terjadi karena adanya sebuah kondisi logis tentang dampak globalisasi yang konon mulai mengikis nilai-nilai moral generasi muda kita, sehingga ada beberapa kalangan yang menyebut generasi muda kita saat ini sebagai generasi instan.
 
Pendidikan karakter telah menyebar luas menjadi topik pembicaraan hangat  diberbagai media, akibatnya kurikulum pendidikan pun sekarang harus dibumbu-bumbui dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Terlepas dari itu semua, sebenarnya kita telah memiliki sebuah kegiatan yang bersifat positif bagi anak dan pemuda yaitu berupa Gerakan Pramuka. Gerakan pramuka ini bahkan sudah membahana sebelum istilah pendidikan karakter muncul. Pendidikan kepramukaan ini telah mengakar semenjak dahulu kala dan dikenal sebagai salah satu kegiatan yang mengarah kepada pembinaan mental peserta. 
Pramuka SMKN 1 Ambal, Kebumen
Kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan adalah salah satu usaha untuk membina para anggotanya yang terdiri anak-anak dan pemuda agar memiliki rasa percaya diri, rasa berkewajiban, rasa tanggungjawab dan melatih disiplin. Dalam pelaksanaannya pembinaan kegiatan kepramukaan ini dibuat klasifikasi dengan memperhatikan perkembangan jasmani dan rohani peserta. Penggolongan tersebut terbagi golongan siaga (7-10 tahun), penggalang (11-15 tahun), penegak (16 - 20 tahun) dan pandega (21 - 25 tahun).

Sebagai penguat saya cuplikan tentang tujuan gerakan pramuka yang tertuang dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, Pasal 4 tentang Tujuan, yang menetapkan bahwa tujuan Gerakan Pramuka adalah mendidik anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar supaya :
Pertama, menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, serta; a). tinggi mental moral budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya; b). tinggi kecerdasan dan ketrampilannya; c). kuat dan sehat fisiknya.
Kedua, menjadi warga negara Indonesia yang ber-Pancasila serta patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Mencermati tujuan Gerakan Pramuka diatas, sangatlah nyata bahwa upaya-upaya untuk menanamkan budi pekerti luhur dan rasa nasionalisme kepada anak dan pemuda sudah lama ada dalam konsep pendidikan kepramukaan kita. Bahkan sampai saat ini pun kegiatan kepramukaan  tetap diberlakukan sebagai ekstrakurikuler diberbagai lembaga pendidikan formal. Nilai-nilai moral dalam kepramukaan kita kenal dengan adanya janji dan ketentuan moral yang sering kita sebut dengan Dwisatya dan Dwidarma untuk pramuka Siaga dan Trisatya serta Dasadarma untuk pramuka Penggalang dan Penegak.

Alangkah indahnya jika kita mendengar sekaligus dapat menjalankan Dasadarma pramuka, yang berisikan : 1). Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2).Cinta alam dan kasih sayang kepada sesama manusia; 3). Patriot yang sopan dan ksatria; 4). Patuh dan suka bermusyawarah; 5). Rela menolong dan tabah; 6). Rajin trampil dan gembira; 7). Hemat, cermat dan bersahaja; 8). Disiplin berani dan setia; 9). Bertanggungjawab dan dapat dipercaya; 10). Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Pramuka itu luar biasa, itu saja komentar saya. Terima kasih  dan salam.


Maaf ada tambahannya... 
Mumpung lagi ingat. Entahlah tiba-tiba saya kok ingin bicara tentang DPR kita. Anggaplah ini sebagai intermezo alias guyonan saja. Coba kalau anggota DPR kita mengenal Dasadarma pramuka, saya pikir negeri kita akan aman dan damai karena mereka bersahaja, tidak menghambur-hamburkan uang rakyat. 
Betul ???
Permasalahan yang ada adalah sayangnya DPR tidak memiliki Dasadarma, karena mungkin mereka memiliki darma-darma lain yang tak dapat dijelaskan. Darma kepada parpolnya, darma kepada pimpinannya, dan darma-darma lainnya. Sudah dulu sobat, maaf ngelantur ..


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Jadi inget waktu SD dlu suka jadi ketua regu. Tapi sebenarnya bukan DPR yg harus punya dasa darma tapi anggota DPR. Semuanya beragama tpi kebanyakan tidak takut sama Tuhannya, jdi banyak yg korupsi dech.

Unknown mengatakan...

Setuju kang, ijin saya ambil sedikit ide tulisannya untuk bahan materi

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...