Sabtu, 03 September 2011

Daging Pun Dapat Terbang

Table Manner
Hampir setiap tahun sekali sekolah kami mengadakan kegiatan table manner. Sudah paham kan apa itu table manner. Singkatnya, pada dasarnya table manner merupakan  tata krama dan etiket  perjamuan makan secara internasional. Jadi ada aturan-aturan khusus yang perlu dicermati dalam jamuan makan minun ini, tidak asal makan minum seenaknya sendiri. Oleh karenanya program table manner tetap berjalan di sekolah kami karena relevansinya memang masih ada.


Pelaksanaan table manner dari sekolah kami biasanya dilakukan di restoran atau hotel ternama di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kerangka menu yang disajikan dalam table manner umumnya terdiri dari Appertizer (menu pembuka untuk menimbulkan selera makan), Soup (makanan mengandung cairan yang berfungsi sebagai penyela), Main Course (menu utama dengan porsi lebih besar, biasanya dari unsur daging sapi, ayam dan unsur daging lain), Dessert (makanan penutup, misal puding, es cream dan sejenisnya) serta Coffe/Tea.

Bermula dari sinilah cerita lucu dan memalukan ini terjadi. Pada saat menikmati menu main course itulah anak-anak saya tampaknya banyak yang tegang. Hampir seluruh anak, sekitar 50 anak tampak ragu-ragu untuk menikmati daging sapi dengan campuran sayuran (beef tenderloin with mixed vegetables) yang sudah tersedia dimeja makan. Padahal di awal pertemuan sebelumnya sudah disampaikan bagaimana cara untuk menikmati  main course-nya,  bagaimana cara memegang dan menggunakan pisau serta garpunya. Tapi maklum anak -anak desa, jadi tetap saja tidak terbiasa dengan jamuan makan yang formal seperti itu. Kalau hanya sekedar makan mungkin tidak menunggu waktu lama sudah habis. Hehehe ..

Melihat kondisi seperti itu saya memutuskan untuk keliling dari meja makan yang satu ke meja makan yang lain guna memberikan support kepada anak-anak agar tidak ragu-ragu untuk menikmati main course. Benar saja anak-anak mulai menikmati, walau  dengan sangat hati-hati.  Awalnya tidak ada suara sama sekali,  beberapa saat kemudian sesekali  terdengar suara-suara dari benturan pisau, garpu dan plate (piring). Saya pun kembali menuju meja makan semula.  Belum setengah menit saya duduk, terdengar suara yang sangat mengagetkanku. "Cringggggg ...." (  lho  kok cringgg, tak tahulah pokoknya ada pisau dan garpu terjatuh). Tak hanya pisau dan garpu, dagingnya pun ikut terbang dan jatuh dikolong meja. Suasana tenang pun akhirnya pecah juga. Hahahahaha  ...semua tertawa dan semua pandangan mata termasuk saya (tapi saya tak tertawa lho, hehe..),  secara refleks tertuju ke meja yang terletak paling ujung.  Jelas terlihat siapa pemilik wajah pucat dan senyum kecut di ujung sana. Waduhhh, budget bengkak nih, tambah satu paket lagi.


Tidak ada komentar:

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...