Rabu, 23 November 2011

Sungai Luk Ulo, Riwayatmu Kini

Karangsambung adalah sebuah desa  sekaligus sebagai ibukota kecamatan yang terletak di belahan utara kota Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Kebumen dan dapat dicapai sekitar 30 sampai dengan 45 menit dengan kendaraan umum. Jika kita menuju ke Karangsambung yang ada di benak kita tentunya adalah sebuah sarana wisata pengetahuan/ilmiah yaitu Cagar Alam Nasional Geowisata Karangsambung yang konon merupakan taman geologi terlengkap di kawasan Asia Pasifik. Perjalanan dari kota Kebumen menuju Karangsambung terasa sangat mengasyikkan, jalanan yang berkelok-kelok dan pemandangan alam yang menakjubkan akan terlihat disisi kiri dan kanan. Keindahan sungai Luk Ulo, sungai yang sangat dikenal dan memiliki kekayaan sumber daya alam berupa batu-batuan dan pasir akan terlihat juga. 

Sungai Luk Ulo telah  memberikan manfaat yang sangat banyak kepada warga disekitarnya. Bagi beberapa masyarakat yang ingin membangun rumah,  maka cukup mengambil pasir sesuai dengan kebutuhan menggunakan cangkul dan sekop. Aktivitas lain dari masyarakat disekitar sungai Luk Ulo misalnya mengambil batu-batuan untuk dipecah dan akan dijual sebagai bahan untuk pembuatan jalan. Ketika sore menjelang, puluhan anak-anak bermain dihamparan pasir yang luas di sisi sungai Luk Ulo. Permainan sepak bola plastik menjadi permainan yang paling menarik dan sangat digemari. Beberapa anak ada yang bermain layang-layang sambil menggembala hewan pemeliharaannya seperti sapi, kerbau dan kambing. Usai bermain di hamparan pasir yang luas, permainan wajib berlanjut ke sungai. Bermain dan mandi di sungai yang jernih, menyegarkan dan bersahabat.

Penambangan pasir (kebumen.aribicara.com)
Cerita dan kenangan itu kini telah berlalu. Saat ini saat jaman telah berubah, pola pikir dan pola hidup masyarakat juga sudah berubah, sungai Luk Ulo sudah tidak dapat bersahabat lagi. Apa terlihat dan apa yang dirasakan oleh masyarakat adalah dampak dari sebuah pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan alias eksploitasi. Mesin sedot pasir menjadi primadona untuk mengumpulkan pundi-pundi uang tanpa menghiraukan keseimbangan lingkungan. Ratusan truk tiap hari hilir mudik masuk keluar membawa pasir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga luar kota seperti Purworejo, Banyumas dan Cilacap.

Penambangan pasir dengan mesin sedot jelas dilarang, hal ini karena dapat merusak kondisi lingkungan setempat. Namun nyatanya ratusan truk tersebut memberikan bukti bahwa eksploitasi tetap tidak pernah mati. Sungguh inilah situasi yang sangat menyedihkan. Inilah karakter manusia di jaman sekarang yang lebih mengagungkan kebendaan, menghalalkan segala macam cara dan salah satunya dengan menggunakan mesin sedot yang membahayakan lingkungan sekitar.

Penambangan pasir dengan mesin sedot banyak dijumpai di lokasi penambangan seperti Seling, Kaligending, Langse, Banioro dan Karangsambung sendiri. Penambangan dengan model ini  jelas akan membuat sungai semakin dalam dan air akan mengalir ke sungai akibatnya banyak sumur-sumur warga sekitar yang mengalami penyusutan. Puluhan tahun menghirup udara di kawasan sekitar sungai Luk Ulo baru tahun ini pula sumur milik orang tua mengalami penyusutan sampai akhirnya harus di perdalam beberapa meter lagi. Itulah salah satu dampak penambangan yang berlebihan. Dampak lain adalah beberapa ruas jalan pun rusak parah akibat banyaknya lalu lintas truk pengangkut pasir yang nonstop tiap hari tanpa kenal waktu pagi, siang ataupun malam.

Pembangunan jalan sering dilakukan, namun kerusakan jalan pun tak pernah henti seiring dengan tingginya volume permintaan pasir sungai Luk Ulo ini. Upaya pemerintah daerah setempat dengan menerjunkan Satpol PP ke lokasi-lokasi penambangan  juga tidak efektif, saatnya kini pemda merumuskan aturan tentang pemanfaatan sumber daya alam khususnya tentang pasir sungai Luk Ulo dengan tegas. Terlebih lagi sungai Luk Ulo itu berada di dalam kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung yang merupakan kebanggaan warga Karangsambung.

Semoga segera terselesaikan...

8 komentar:

Taman Bacaan mengatakan...

belum tahu saya ini pak. informatif sekali.
salam.

Rasimun Way mengatakan...

@Taman bacaan : Ok boss, terimakasih

Andy mengatakan...

memang banyak tangan yang tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja mengahancurkan alam kita dari ke hari,karena mereka belum sadar atau tidak mau sadar dengan dampak dari perusakan seperti itu

blogger jelek mengatakan...

masyarakat sekitar harus mempunyai kesadaran akan pentingnya kelestarian.. memang tidak mudah tapi kalo emang ada yang bisa berperan memberikan pengarahan pasti bisa.. tapi harus ada peran pemerintah juga sih.. :D

Rasimun Way mengatakan...

@Mas Andy : tingkat pendidikan, faktor sosial ekonomi masyarakat menjadi hal yang perlu dipertimbangkan ..

Rasimun Way mengatakan...

@blogger jelek : rendahnya kesadaran akan lingkungan hidup menjadi problema sendiri, terlebih masyarakat tdk mempunyai pekerjaan lain selain menambang pasir. Jadi masalahnya sangat kompleks ..salam

Dewa Made Ari S mengatakan...

Kasihan memang generasi berikutnya dari bangsa ini, semuanya sudah habia musnah, yang ada hanyalah sebuah cerita yang tidak pernah dinikmati. Semoga ini menjadi perhatian semua pihak.

atdyn mengatakan...

numoang lewat gan, misi

Panorama Pantai Menganti

Dalam sebuah kesempatan saya menemani dua orang tamu dari Malang, dalam rangka melakukan pendampingan sebuah program di sekolah. Usai kegiat...